MEDAN (Berita): Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara Khoirul Muttaqien menegaskan total nilai transaksi jual beli saham di Sumatera Utara hingga Mei tahun 2025 mencapai Rp12,5 triliun.
“Capaian di Sumatera Utara untuk tahun 2025 menunjukan kondisi yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya,” jelas Muttaqien Selasa (15/7/2025).
Ia memaparkan hingga Mei 2025, terdapat 11 perusahaan di Sumatera Utara yang telah melaksanakan IPO, dan 4 entitas usaha yang memanfaatkan skema pendanaan kolektif (securities crowdfunding/SCF).
Hingga Mei 2025, terdapat 649.076 single investor identification (SID) atau akun investor tercatat di Sumatera Utara, tumbuh sebesar 4,62 persen sejak akhir tahun 2024.
“Dalam konteks instrumen investasi, reksadana menjadi pilihan dominan dengan jumlah investor terbanyak, mencapai 608.790,” ungkap Muttaqien.
Sementara itu, instrumen dengan pertumbuhan rekening tertinggi adalah Saham, sebesar 23 persen (yoy).
Berdasarkan golongan umur, distribusi rekening SID terbesar di Sumatera Utara tersebar pada kelompok usia 18 sampai 25 tahun, sebesar 33,92 persen dari total SID, diikuti dengan kelompok usia 26 sampai 30 tahun, sebesar 23,52 persen.
Sementara itu, kelompok usia 31 sampai 40 memiliki porsi sebesar 24,19 persen, dan untuk kelompok usia 41 – 100 berada pada urutan terendah sebesar 18,37 persen.
Distribusi ini mencerminkan peran dominan generasi muda, terutama generasi Z. Jumlah saham yang dimiliki oleh investor di Sumatera Utara tumbuh sebesar 15,79 persen (yoy).
Pangsa Kepemilikan Saham oleh investor perorangan mencapai 81,23 persen, sedangkan institusi mencapai 18,77 persen.
Meskipun terdapat fenomena aktivitas perdagangan saham yang melambat di awal tahun untuk Sumatera Utara karena kehati-hatian yang tinggi investor sekaligus menunggu kepastian arah pasar serta rilis laporan keuangan tahunan emiten, namun capaian di Sumatera Utara untuk tahun 2025 menunjukan kondisi yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya. (wie)