MEDAN (Berita): Untuk mendukung peningkatan ekonomi Sumatera Utara, Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara kembali menggelar ‘Sumut Economic and Financial Insight (SEFi) Forum: Awarding Call for Paper & Economic Outlook 2026’.
Acara SEFI 2025 merupakan tahun kedua digelar OJK berlangsung di hotel Santika Premiere Dyandra Medan Selasa (2/12/2025) yang dibuka dengan pemaparan kondisi sektor jasa keuangan terkini di Sumatera Utara oleh Kepala Kantor OJK Provinsi Sumatera Utara Khoirul Muttaqien.
Dihadiri pembicara dosen Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) UGM Akhmad Akbar Susamto, PhD serta tiga juri Prof Indra Maipita, MSi, PhD. (guru besar FE Unimed), Dr Poppy Marulita Hutagalung, ST, MT (Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut) dan Drs Coki Ahmad Syahwier, MP (dosen FE dan Bisnis USU).
Tahun kedua SEFi 2025 mengusung tema “Penguatan ekonomi daerah melalui optimalisasi sektor jasa keuangan untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan”.
Kepala Kantor OJK Provinsi Sumatera Utara Khoirul Muttaqien mengatakan SEFI tahun 2025 merupakan tahun kedua untuk mengundang masyarakat mengungkapkan gagasannya membangun Sumut.
“Sesuai dengan tema ekonomi yang berkelanjutan maka ke depan bagaimana kita tumbuhkan ekonomi tapi ekonomi yang berkelanjutan,” tegas Muttaqien.
Pada tahun 2025 ini pendaftar meningkat hingga mencapai 221 dari 20 provinsi di Indonesia. Karya tulis 146, hampir dua kali lipat dari tahun lalu. Nanti tulisan akan dikumpulkan dan akan diberikan ke Pemkab dan Pemprov Sumut.
“Kita akan folow up gagasan itu,” jelas Muttaqien.
Ia memaparkan tahun lalu ada tulisan tentang bagaimana meningkatkan pariwisata daerah. Destinasi dan sarana di daerah wisata luar biasa. Namun kenapa pariwisata di Sumut belum meningkat dan di dalam tulisan itu.
ada solusi. “Dan inilah yang akan disampaikan ke Pemda,” katanya.
Sejumlah finalis mempresentasikan tulisannya di hadapan dewan juri. Berbagai materi diantaranya terkait digitalisasi menopang ekonomi daerah.
Muttaqien menambahkan secara umum sektor industri jasa keuangan di Sumatra Utara stabil.
Sektor perbankan di Sumut posisi Oktober 2025 yakni aset, dana pihak ketiga (DPK) dan kredit mengalami peningkatan. Aset Rp366,6 triliun, meningkat 2,89 persen yoy; DPK Rp335,6 triliun, naik 2,22 persen yoy dan kredit Rp312 triliun, meningkat 11,68 persen yoy.
“Kredit paling banyak di sektor pengolahan disusul pertanian dan perdagangan,” katanya.
Sektor jasa keuangan lainnya seperti Pergadaian di Sumut termasuk salah satu yang terbesar di luar Jawa. Kini jumlah Pergadaian swasta berizin OJK sebanyak 26, total pembiayaannya naik 20 persen mencapai Rp126 miliar.
Muttaqien minta semua Pergadaian yang belum ada izinnya agar segera mengurusnya ke OJK. “Karena tahun 2026, OJK akan menutup operasional Pergadaian tanpa izin,” tegasnya.
Terkait pasar modal di Sumut, Muttaqien,l mengatakan investor meningkat hingga 23,6 persen atau sekira 730.000 investor. Bulan lalu, Provinsi Sumatera Utara mendapatkan penghargaan dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI) karena termasuk salah satu provinsi dengan pertumbuhan investor pasar modal yang tertinggi di Indonesia diterima langsung Gubernur Sumatera Utara Muhammad Bobby Afif Nasution.
Bahkan pertumbuhan investasi syariah mencapai angka 200 persen, cukup tinggi di Sumatera Utara ini. Bahkan dari jumlah saham itu 82 persen-nya itu merupakan investor individu.
Muttaqien juga minta masyarakat senantiasa mewaspadai pinjaman online (Pinjol) yang sekarang namanya jadi pinjaman daring (Pindar). Pendanaan Pindar naik 39,21 persen yaitu sebesar Rp3,2 triliun di bulan Agustus 2025.
Namun Muttaqien menyebut literasi keuangan masih 66 persen, sementara inklusi keuangan sudah mencapai 80 persen. “Itu berarti banyak orang yang sudah masuk ke sektor keuangan, namun masih banyak yang belum paham,” terang Muttaqien.
Untuk itu, OJK mengedukasi sekira 130.000 orang dari berbagai kalangan masyarakat diantaranya ke pondok pesantren (Ponpes), bahkan juga ke komunitas difabel.
Muttaqien menambahkan OJK Sumut menerima pengaduan konsumen sampai Oktober 2025 sebanyak 1.175, mayoritas masalah perbankan disusul pinjaman daring.
“Secara umum kondisi sektor jasa keuangan di Sumut pada kondisi yang baik dan stabil,” tegas Muttaqien.
Ia juga mengajak semuanya untuk terus bersama-sama melakukan sinergi membangun Sumut.
Peserta terbaik call paper pada SEFI 2025 akan direkomendasikan untuk kebaikan sektor jasa keuangan dan perekonomian Sumatera Utara mendatang. (wie)













