Parlemen Turki Minta Nama Jalan Mustafa Kemal Ataturk Di Jakarta

  • Bagikan
Ketua oleh Ketua Parlemen Turki H.E. Mr. Mustafa Sentop dan rombongan Parlemen Turki, di Kediaman Ketua MPR RI, di Jakarta, Rabu malam (5/10). Beritasore/ist
Ketua oleh Ketua Parlemen Turki H.E. Mr. Mustafa Sentop dan rombongan Parlemen Turki, di Kediaman Ketua MPR RI, di Jakarta, Rabu malam (5/10). Beritasore/ist

JAKARTA (Berita): Pemerintah Turki  menginginkan nama tokoh bangsanya, Mustafa Kemal Ataturk dijadikan  nama jalan di Jakarta  seperti  pemerintah Turki telah memberikan nama jalan di depan KBRI Ankara dengan Jalan  Ahmet Sukarno.

Permintaan itu disampaikan Ketua oleh Ketua Parlemen Turki H.E. Mr. Mustafa Sentop dan rombongan Parlemen Turki, di Kediaman Ketua MPR RI, di Jakarta, Rabu malam (5/10).

Dalam ramah tamah malam itu Bamsoet mengatakan tamunya mengusulkan nama Jalan Mustafa Kemal Ataturk tepatnya di jalan Mampang Prapatan-Warung Buncit Jakarta Selatan.

Ketua MPR RI  Bambang Soesatyo mendukung keinginan Pemberian nama jalan dengan tokoh bangsa Turki merupakan bagian dari penguatan kerjasama bilateral antara Indonesia dan Turki. Hal ini sebelumnya sempat dibicarakan beberapa waktu yang lalu.

“Terlepas dari kontroversi yang ada, pemberian nama jalan menggunakan nama tokoh bangsa Turki di Indonesia harus dilihat dalam aspek yang lebih luas.

Ini merupakan bagian untuk mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki. Terlebih, pemerintah Turki telah memberikan nama jalan di depan KBRI Ankara dengan nama Bapak Proklamasi kita, Ahmet Sukarno.

Sesuai tata krama diplomatik, kita juga akan memberikan nama jalan di Jakarta dengan nama jalan tokoh bangsa Turki,” ujarnya.

Turut hadir antara lain Duta Besar Turki untuk Indonesia H.E. Mr. Ahmet Cemil Miroglu, Anggota Parlemen Turki sekaligus Ketua Kelompok Persahabatan Parlemen Turki-Indonesia Adnan Gunnar, serta para anggota Parlemen Turki lainnya antara lain, Bulent Tufenkci, Burhanettin Bulut, Erhan Usta, dan Ramazan Kasli. Hadir pula Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad.

Bamsoet juga mengapresiasi berbagai perkembangan hubungan kerjasama Indonesia – Turki di berbagai sektor. Di sektor perdagangan, misalnya, nilai perdagangan kedua negara pada tahun 2021 naik 51,86 persen menjadi USD 2,01 miliar dengan surplus di pihak Indonesia sebesar 55,92 persen atau sekitar USD 1,2 miliar, dan kenaikan nilai ekspor 53,36 persen dengan nilai USD 1,60 miliar.

“Sementara pada periode Januari-Juli 2022, nilai perdagangan kedua negara sudah mencapai USD 1,49 miliar, naik 33,36 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Kedepannya, ditunjang keberadaan pembentukan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Turki (IT-CEPA), kita berharap bisa memudahkan tercapainya target perdagangan bilateral sebesar USD 10 miliar pada tahun 2023, yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Erdogan pada tahun 2017 yang lalu,” urai Bamsoet.

Bamsoet yang juga Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia itu  menjelaskan, total investasi Turki di Indonesia pada periode 2016-2021 mencapai USD 35,16 juta. Sedangkan pada periode Januari-Juni 2022 baru mencapai USD 2 juta yang tersebar di sekitar 20 proyek. Nilai investasi Turki ke Indonesia terbilang masih kecil, kurang dari 1 persen dari nilai total investasi Turki ke luar negeri (outbound) sebesar USD 40 miliar.

“Saya mendorong agar Turki memasukan lebih banyak lagi investasinya ke Indonesia, termasuk dalam pembangunan infrastruktur nasional seperti pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, maupun di berbagai proyek strategis nasional lainnya.

Selain kita juga mendorong agar pengusaha Indonesia turut melakukan investasi ke Turki.

Hingga saat ini baru satu investasi Indonesia di Turki, yaitu PT Indofood sejak tahun 2014, dengan nilai investasi sekitar USD 20 juta,” pungkas Bamsoet. (rms)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *