Angin Kencang Hantam Dua Kecamatan di Palas

  • Bagikan
Salah satu rumah warga Hutarimbaru yang tertimpa pohon Sawit akibat hantaman angin kencang yang melanda wilayah itu. Minggu (4/4). beritasore/Muhammad Satio
Salah satu rumah warga Hutarimbaru yang tertimpa pohon Sawit akibat hantaman angin kencang yang melanda wilayah itu. Minggu (4/4). beritasore/Muhammad Satio

PALAS (Berita) : Cuaca buruk disertai angin kencang yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Padanglawas (Palas), telah mengakibatkan puluhan pohon tumbang dan merusak fasilitas umum serta sebahagian besar merusak atap rumah warga di Kecamatan Barumun dan Ulu Barumun, Minggu (4/4).

Informasi Berita peroleh, bencana angin kencang di dua kecamatan itu terjadi pada waktu yang sama sekira pukul 01:00 Wib saat masyarakat tengah lelap tertidur.

Seperti kecamatan Barumun di Desa Hutarimbaru, terdapat tiga rumah yang mengalami rusak berat tertimpa pohon dan enam rumah rusak ringan. Turut juga atap salah satu Sekolah di desa itu mengalami kerusakan.

Bahkan, beberapa pohon besar yang berada di tempat pemakaman umum (TPU) ikut tumbang yang mengakibatkan sejumlah kuburan rusak dan jalan kabupaten yang ada di desa itu lumpuh serta listrik pun ikut mati total akibat tertimpa pohon

Kemudian, Desa Sayur Matua terdapat 26 rumah warga yang mengalami kerusakan. Dimana, 6 rumah warga rusak berat dan 20 rumah lainnya rusak ringan.

“Alhamdulillah dalam musibah ini tidak ada korban jiwa. Namun, kerugian diperkirakan bisa ratusan juta dengan kerugian 1 rumah mencapai 15-20 juta,” kata anggota Koramil 08. Barumun, Serda Sudarianto yang tengah membantu warga membersihkan dampak bencana itu.

Sementara, di Kecamatan Ulu Barumun juga terdapat puluhan rumah warga yang atapnya rusak bahkan tertimpa pohon di Desa Paringgonan dan Desa Subulussalam.

Pantauan Berita, atas musibah itu personil Polres Palas turut membantu warga membersihkan ranting-ranting pohon yang menimpa rumah warga.

Tokoh masyarakat setempat, Bonardon Nasution, meminta masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan. Sebab, menurutnya cuaca di daerah tersebut saat ini tidak menentu dan cukup ekstrim. (tio)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *