MEDAN (Berita) : Jika melihat kondisi politik saat ini yang boleh disebut terkonsentrasi di tangan presiden, maka untuk mengamandemenkan konstitusi agar Joko Widodo bisa langgeng berkuasa lebih dari dua periode adalah sesuatu yang cukup mudah.
Alasannya, selain kekuatan Oligarkhi, dukungan itu diciptakan dari opini yang dibangun para buzzer dan kekuatan media.
Demikian Akedemisi Politik dan Sosial Shohibul Ansori Siregar kepada Berita, Senin, (22/3) menyikapi isu akan dimajukannya kembali Jokowi sebagai presiden untuk tiga periode.
“Hal itu mudah, karena dalam prosesnya, kekuatan-kekuatan oligarkhis yang menggerakkan pergeseran-pergeseran besar tersebut bisa dilakukan untuk memastikan insentif kekuasaan dan politik untuk diri mereka dan seluruh kelompok terdekatnya,” cecar Shohibul.
Meski lanjut Shohibul ada ucapan yang dinyatakan Jokowi tidak ingin maju dalam Pilpres mendatang, namun melihat kenyataan itu kemungkinan besar Joko Widodo juga tergiur untuk beroleh perpanjangan kekuasaan yang sama.
Dalam sejarah dan tradisi politik Indonesia Soekarno berhasil beroleh legitimasi menjadi presiden seumur hidup.
Lalu, tidak jauh berbeda dengan Soeharto yang juga berhasil mengukuhkan dirinya untuk berkuasa dalam tiga dekade lebih. Meski presiden Indonesia kedua ini berhenti hanya karena di interupsi oleh rakyat.
Ini adalah pengalaman dan bila melihat kondisi politik saat ini, untuk melanggengkan Jokowi itu hal mudah, ucap Shohibul.
Apalagi sebut Shohibul, di Indonesia, kejadian yang sama tidak pernah diindentifikasi sebagai usul presiden melainkan jejaring politik yang sudah difahami dan berlangsung sedemikian rupa, nilai Shohibul.
Contoh Proses Kekuasaan
Kita juga bisa melihat negara lain sebagai contoh proses kekuasaan itu. Seperti di China yang sejak tahun 2018 yang lalu Xi Jinping bagai dewa di antara pemimpin China.
Dua dekade setelah melejit sebagai gubernur terus meraup kekuasaan hingga kini di dalam mau pun di luar negeri ia dibanding-bandingkan dengan pemimpin Mao Zedong.
Kekuasaan Xi Jinping diperluas oleh Parlemen China pada Minggu 11 Maret 2018, ketika badan yang sebenarnya tidak punya kekuatan untuk menentang penguasa itu meloloskan amandemen konstitusi dan menghapus batas masa jabatan presiden.
Dari sini, ucap Shohibul, langkah itu memungkinkan Xi Jinping tersebut untuk terus berkuasa selama ia menghendakinya. Berkuasa layaknya kaisar, dan membentuk ulang China sesuai sesuai dengan citranya sendiri, contoh Shohibul.
Di tempat lain juga menyusul Vladimir Putin tampaknya bakal jadi presiden Rusia seumur hidup setelah ia mendapatkan kemenangan dalam referendum yang qmengizinkan dirinya melanjutkan keinginan untuk berkuasa selama 16 tahun mendatang.
Bahkan Putin pun sudah menandatangani Perintah Eksekutif Amendemen Konstitusi Rusia yang mengizinkan dirinya berkuasa sampai 2036.
Vladimir Putin yang kini berusia 67 tahun itu menuliskan namanya dalam Perintah Eksekutif pada Jumat (3/7/2020) yang mulai diterapkan sejak Sabtu (4/7/2020).
Sebelumnya, ujar Shohibul, ia memenangkan referendum dengan perolehan suara 78% meskipun banyak tuduhan yang mengatakan bahwan pemilihan itu curang.
Demikian itu adalah contoh dan betapa berpengaruhnya kekuasaan oligarkhi itu, sebut Shohibul.
Dilanjutkan Shohibul, menurut para ahli politik dunia, kini Indonesia berada pada gelombang ke tiga demokratisasi yang berlangsung sejak sekitar pertengahan tahun 1970-an.
Demokratisasi gelombang ketiga itu kata Shohibul tidak lain ditandai dengan pelembagaan demokrasi dan rutinitas agenda serta demokrasi procedural seperti Pemilu.
Namun substansi demokrasi sendiri tidak berkembang. Dan ini ditandai dalam proses tersebut yang mana kekuatan-kekuatan oligarkis menggerakkan pergeseran-pergeseran besar tersebut untuk memastikan insentif kekuasaan dan politik untuk diri mereka dan seluruh kelompok terdekatnya, papar Shohibul.
“Kekuasaan itu begitu manis, dan juga tak luput menjadi perhatian kita, hingga anak dan menantu Joko Widodo sudah menjadi Walikota di dua tempat berbeda.
Mereka diperkirakan tidak akan berhenti dalam jabatan itu, karena pada kesempatan terbuka nanti mereka akan berusaha berpromosi menjadi Gubernur.
Saatnya tiba, mereka pun akan bermufakat untuk maju menjadi calon presiden, pungkas Shohibul. (lin)













