Pemkab Agara Harus Ada Solusi Atasi Kemacetan Di Pasar Tradisional

  • Bagikan
HM.Salim Fakhry anggota DPR RI nomor dua dari kanan, beserta rombongan di warung Desa Lawe Desky sedang menyicipi kerang rebus Sabtu (30/1). Pemkab Agara Harus Ada Solusi Atasi Kemacetan Di Pasar Tradisional. Foto: Seh Muhammad Amin
HM.Salim Fakhry anggota DPR RI nomor dua dari kanan, beserta rombongan di warung Desa Lawe Desky sedang menyicipi kerang rebus Sabtu (30/1). Pemkab Agara Harus Ada Solusi Atasi Kemacetan Di Pasar Tradisional. Foto: Seh Muhammad Amin

KUTACANE (Berita): Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara (Pemkab Agara) melalui Dinas Perhubungan dan Polres setempat diminta harus ada solusi guna melakukan penertiban kemacetan arus lalulintas jalan Nasional di pasar tradisional.

Sosialisasi dan pembinaan kepada pedagang pasar perlu dilakukan secara intens. Penertiban kenderaan yang parkir sembarangan perlu dilakukan secara tegas. Pemerintah bisa menurunkan peronel Satpol PP dan Dinas Perhubungan untuk mengurai kemacetan.

“Bisa juga bekerja sama dengan polisi, untuk membantu menertibkan lalulintas,” demikian HM.Salim Fakhry, SE, MM anggota DPR RI yang juga Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Aceh Tenggara kepada Waspada.id di Kutacane, Sabtu (30/1) sore, saat dimintai tanggapannya terkait kemacetan jalan nasional di pasar tradisional Lawe Sigala-gala.

Dikatakannya, masyarakat memiliki hak mendapat akses jalan lancar terutama di jalan nasional yang biasanya laju kenderaan rata rata tinggi. “Harus ada segera solusi.Jangan anggap sepele soal kemacetan ini,” ujar Salim Fakhry.

Politikus Partai Golkar ini lebih lanjut mengatakan, penertiban dan sosialisasi merupakan cara termudah yang bisa dilakukan pemerintah.Solusi lain, melakukan pengembangan pasar. “Pedagang berjualan di bahu jalan bisa jadi karena pasar terlalu sesak. Makanya pasar perlu dibenahi,” usulnya.

Salim menambahkan, tidak ada lahan parkir memadai di sekitar pasar tradisional sehingga kenderaan sembarangan parkir.Pengembangan lahan butuh anggaran yang harus melalui proses dan tahap yang berlaku.

Menurut Salim, persoalan kemacetan lalu lintas cenderung disepelekan, padahal bisa berdampak fatal. Salah satunya, kecelakaan karena pengendara tidak tertib. Salim mendesak segera ada solusi.

Dirinya juga kemarin di pasar tradisional Lawe Sigala-gala sempat mengalami macet hampir setengah jam hingga membosankan. “Jalan nasional di pasar tradisional kerap macet seperti pasar Lawe Desky, Semadam dan pasar tradisonal Kuning,” papar Salim Fakhri yang didampingi Ketua DPRK Agara, Denni Febrian Roza, S.STP.

Sementara itu, Kadis Perhubungan Agara, Zahrul Akmal S.STP ketika dikonfirmasi Waspada.id via selulernya terkait persoalan kemacetan jalan nasional di pasar tradisional Minggu (31/1) mengatakan, seluruh pasar jalan protokol Kabupaten Aceh Tenggara mulai dari Lawe Desky, Lawe Sigala-gala sampai dengan Seldok Kecamatan Ketambe.

“Kita tempatkan 3 sampai 4 personel Dishub, guna pengaturan lalu lintas di setiap hari pekan di sana, namun Dishub hanya mengatur lalu lintas, kami dari Dishub tetap berharap ada juga tindakan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan karena untuk para pedagang adalah kewenangan mereka untuk menertibkannya,” bebernya.

Zahrul Akmal mengaku, selama ini Dishub hanya menertibkan lalu lintas dan tidak ada kewenangan untuk menertibkan para pedagang namun semampu kami melarang pedagang tersebut memakai badan jalan untuk berjualan.

“Memang di pekan Lawe Sigala-gala itu pedagang tidak lagi berdagang di tempat yang semestinya dan Insya Allah kita akan terus menegur kepada pengusaha angkutan dan mobil penumpang dan barang,” tutup Kadis.(cseh)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *