Dirut Perum Bulog Sidak Pasar, Pengusaha Nakal Akan Dicabut Izin Usahanya

  • Bagikan
Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani lagi mengecek beras SPHP didampingi Pimwil Perum Bulog Sumut Budi Cahyanto (paling kanan) di Pasar Pulo Brayan Medan Sabtu (8/11/2025). Berita Sore/ist

MEDAN (Berita): Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dua pasar tradisional dan pabrik di Medan Sabtu (8/11/2025).

Ahmad Rizal menegaskan jika didapati pengusaha nakal menjual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) maka dengan berat hati izin usahanya dengan berat hati akan dicabut.

Pada Sidak yang memang tiba-tiba itu, Ahmad Rizal didampingi Pimpinan Wilayah (Pinwil) Perum Bulog Sumut Budi Cahyanto. Bukan hanya ke pasar dan produsen Minyakita, pemberitahuan kepada wartawan juga tiba – tiba, Sabtu (8/11/2025) pagi jelang beberapa menit ke lokasi.

Dirut Perum Bulog itu Sidak ke Pasar Palapa Pulo Brayan dilanjutkan ke PT Musim Mas dan PT Berlian Eka Sakti Tangguh (BEST) yang merupakan produsen minyak goreng merek Minyakita, di Jalan Yos Sudarso Medan, tak jauh dari pasar tersebut.

Usai Sidak, Dirut Perum Bulog itu kepada wartawan mengatakan Sidak di dua Pasar Tradisional (Pulo Brayan dan Sukaramai). Lanjut pengecekan ke produsen Minyakita PT Musim Mas dan PT BEST.

“Kegiatan kita cek ke pasar dan pabrik ke Medan ini mewakili Menteri Pertanian, Menko Pangan dan Mendagri untuk cek stabilisasi harga. Ini sudah dekat natal dan tahun baru. Jadi kami harus tahu kondisi pasar seperti apa sekarang,” jelas Ahmad Rizal.

Dengan kondisi info dasar ini, katanya, kami akan lakukan percepatan-percepatan supaya nanti harga sembako khusus beras dan bahan pangan lainnya tetap stabil. “Jangan nanti begitu mau natal, harga naik,” ujarnya.

Kita juga sedang lakukan operasi pengendalian harga. Ada Satgasnya yang mana di tiap daerah, setiap provinsi ketuanya nanti Dirkrimsus Polda dan wakilnya Pimwil masing-masing provinsi dari Bulog.

Ini nanti supaya salah satunya menstabilkan harga pangan. Harapannya jelang Natal dan tahun baru, Ramadhan dan lebaran harga bahan pangan dapat tetap stabil sehingga nanti konsumen dapat beli dengan harga wajar dan tidak memberatkan kantong masyarakat.

“Kalau harganya stabil dan terkendali, situasi akan lebih damai,” jelasnya.
.
Ia juga mengimbau para pengusaha dan pengecer agar senantiasa mentaati pedoman yang ditetapkan pemerintah. Penjualannya supaya sesuai dengan harga eceran tertinggi. Supaya tidak ada pencabutan izin usaha dan sebagainya.

Karena kita sedang laksanakan operasi dan kita dalam tahap sosialisasi dan pemberitahuan dulu.

“Ke depan dalam waktu seminggu atau dua minggu ke depan kita masuk dalam tahap berikan teguran secara tertulis.Kalau sudah dikasi teguran secara tertulis dan masih menaikkan harga maka dengan berat hati nanti dari Disperindag akan memberikan surat pencabutan izin usaha,” tegas Dirut Perum Bulog ini.

Menurutnya, kalau pemerintah sudah mencabut izin usahanya, sudah pasti harga jualnya melebihi HET. “Kalau dicabut izin usahanya itu pasti harganya di atas HET,” jelasnya lagi.

Sekarang pupuk aja yg nakal dicabut izin usahanya, termasuk juga para pengusaha, pengecer yang nakal ini. Dan nanti juga akan dilakukan hal yang sama.

“Tujuannya utk melindungi konsumen atau masyarakat,’ tegasnya.

Pada Sidak tadi, Ahmad Rizal menilai kondisinya Alhamdulillah bagus. Cek beras bagus harga sesuai HET, khususnya beras medium. Nmaun untuk beras premium memang ada sebagian yang di atas HET seperti cap Badak, harganya masih tinggi di atas HET. Harganya dari grosir saja Rp16.400 per kg.

“Ini perlu dicek oleh Satgas apakah segitu harganya. Sedangkan aturan dari pemerintah HET beras premium Rp15.400/kg,” kata Ahmad Rizal.

“Ini akan kita luruskan supaya teman teman yg jual Cap Badak itu akan menyesuaikan harga tersebut. Supaya tidak cari keuntungan di saat yang rawan,” katanya

Beras SPHP sesuai HET Rp11.300. Bulog memang jual. Kita akan terus cek ke pasar jelang Natal dan Tahun Baru. Bahkan Ramadhani dan lebaran supaya beras betul-betul terkendali, termasuk juga sembako yg lain. (wie)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *