ASAHAN (Berita) : Pemerintah Kecamatan Rahuning beserta tim medis Puskesmas Rahuning, jajaran Dinas Pendidikan dan Pemerintah Desa Perkebunan Gunung Melayu sambangi Afsyiru Ishak (14) siswa kelas III SMP Negeri 1 Pulau Rakyat yang sudah bertahun menderita lutut kaki bengkak sehinga lebih kurang 4 bulan tidak masuk sekolah.
“Kita sudah datang ke rumah Afsyiru dan sudah membuatkan KK-nya, dan Kapus sudah menangani pengobatannya. Bila sudah selesai proses administrasi kependudukannya akan kita lanjut ke rumah sakit umum”, ujar Camat saat dikonfirmasi melalui wartawan melalui telepon seluler, Rabu (5/11/25).
Secara terpisah Kapus Rahuning, dr. Lumban Tobing mengatakan hal yang sama, pihaknya datang ke rumah Afsyiru Ishak untuk memberikan pelayanan pengobatan sementara pada kakinya, diduga akibat efusi lutut (penumpukan cairan berlebih yang disebabkan oleh cedera.
“Tindakan sementara untuk mengurangi rasa nyeri dan tekanan kita lakukan penyedotan cairan di lutut kaki yang bengkak, menunggu USG, nanti kalau sudah keluar BPJS-nya akan kita rujuk ke dokter ortopedi”, ujar Kapus
Sementara itu Afsyiru Ishak ketika ditemui wartawan didampingi bibinya Miatun sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Camat dan Kapus serta jajarannya yang merespon cepat kondisi penyakit Afsyiru sekaligus membantu proses administrasi kependudukannya dari Pekanbaru ke Kabupaten Asahan sekaligus menangani penyakit yang diderita Afsyiru.
“Selain diberi obat oleh dokter, esok harinya Afsyiru dibawa ke Puskesmas untuk dilakukan penyedotan cairan pada lulut kakinya”, ucap Miatun, dan kini rasa nyeri yang sering dirasakannya sudah mulai berkurang”, ungkapnya.
Menurut Miatun, selama ini Afsyiru hanya mengandalkan pengobatan trapi dan jamu, karena tidak memiliki BPJS untuk berobat ke medis, karena Afsyiru masih terdaftar di KK orang tuanya di wilayah Pekanbaru”, paparnya.
Seperti diberikan Afsyiru Ishak anak bungsu dari empat bersaudara semasa kecil tinggal bersama kedua orang tuanya di wilayah Pekanbaru. Riwayat penyakitnya, ketika duduk di bangku SD pernah jatuh dari sepeda. Setelah ibunya meninggal dunia dan ayahnya merantau ke Malaysia hingga sekarang putus kontak dan tidak diketahui rimbanya, ia ikut dengan uwaknya Miatun yang sudah dianggap ibunya tinggal di Dusun IV Desa Perk. Gunung Melayu, Kecamatan Rahuning tanpa surat pindah domisili.
Miatun adalah seorang janda tinggal menumpang di rumah pondok, sedangkan kelangsungan hidupnya hanya mengandalkan uang pengsiunan karyawan yang tidak seberapa ditambah upah cucian (laundri) dengan menggunakan mesin cuci keluarga. Sementara ia harus menghidupi seorang ibu yang sudah berusia 80 tahun dan Afsyiru yang sudah dianggap anak kandungnya sendiri. (min)













