JAKARTA (Berita): Maraknya demo (unjuk rasa) di Jakarta dan beberapa tempat di wilayah Indonesia selama hampir seminggu pada minggu lalu, tepatnya di akhir Agustus 2025 ternyata belum ada pengaruhnya terhadap kondisi industri jasa keuangan (IJK) nasional.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan hal itu kepada wartawan dalam pertemuan yang dilaksanakan secara daring Kamis (4/9/2025).
“Secara menyeluruh di tengah kondisi global dan geopolitik tanah air, industri jasa keuangan solid dan resilien. Walaupun terjadi gejolak, namun dampak terhadap sektor keuangan relatif terbatas,” tegas Mahendra di awal pertemuan.
Dalam rangka pelaksanaan strategi komunikasi OJK, khususnya terkait penyampaian perkembangan terkini sektor jasa keuangan serta kebijakan OJK dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan pelindungan konsumen kepada masyarakat melalui media massa, OJK menggelar Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan Agustus 2025.
Pertemuan daring itu menghadirkan seluruh Anggota Dewan Komisioner sebagai narasumber yakni Mirza Adityaswara sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Komite Etik dan Dian Ediana Rae sebagai Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan
Kemudian Inarno Djajadi sebagai Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota; Ogi Prastomiyono sebagai Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya. Sophia Isabella Wattimena sebagai Ketua Dewan Audit dan
Friderica Widyasari Dewi sebagai Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK.
Mahendra menegaskan terkait unjuk rasa, OJK terus melaksanakan antisipatif dengan semua elemen industri jasa keuangan .Jadi ke depan ada tiga hal yang perlu dilakukan. Pertama, koordinasi intensif dengan IJK agar sektor jasa keuangan berjalan positif di tengah masyarakat.
Kedua, kemudahan akses pembiayaan ke masyarakat. Nasabah yang terdampak agar diberikan restrukturisasi kredit mereka tapi tetap dengan prinsip kehati-hatian ke nasabah.
Ketiga, OJK terus pantau situasi yang berkembang untuk kelancaran dan terjaganya sektor industri jasa keuangan.
“OJK akan evaluasi kebijakan dan terus memonitornya di IJK. Diharapkan dapat menjaga kepercayaan investor dan intermediasi IJK,” terang Mahendra.
Selama demo terjadi, menurut Mahendra tidak ada pelaku pasar yang berbuat negatif. Artinya dari sisi perbankan, tidak ada penarikan dana besar-besaran di luar kewajaran. Penarikan dana masih normal.
Namun untuk kantor bank yang berdekatan dengan konsentrasi massa pendemo, menurut Mahendra, memang ada yang tutup cepat, bahkan sementara tidak buka kantor.
Ketika ditanya apakah transaksi digital meningkat ketika terjadi gejolak demo, Mahendra menyebut transaksi digital perbankan seperti mobile banking memang cenderung naik sekalipun tidak ada demo.
“Transaksi melalui mobile banking meningkat terus dari waktu ke waktu, termasuk juga ATM,” katanya
Untuk korban orang, gedung dan barang akibat unjuk rasa, Mahendra menegaskan OJK sudah mendata korban maupun kerusakan yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia agar dapat asuransi. Dia bahkan minta perusahaan Asuransi percepat pembayaran klaim bagi korban kerusuhan. (wie)













