ASAHAN (Berita) : Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Anak Cabang Pemuda Pancasila (PAC PP) Kecamatan Pulau Rakyat Tambor Silitonga minta Polsek Pulau Raja agar mengusut secara tuntas kasus penganiayaan terhadap salah seorang centeng kebun PT. Lonsum Gunung Melayu yang dilakukan oknum preman berinisial A dan kawan-kawan yang diduga komplotan pencuri sawit.
” Saya berharap kepada aparat penegak hukum agar segera menangkap pelaku penganiaya anak penasehat kami di Pemuda Pancasila, dan kasusnya dpat diproses sesuai hukum yang berlaku di Negara RI.
Kita harapkan kasus ini bisa menjadi efek jera bagi pelaku yang bergaya ala preman ” ujar Tambor Silitonga.
Secara terpisah Penasehat PAC PP Kecamatan Pulau Rakyat Karsidi selaku orang tua korban mengatakan, ia mengetahui anaknya dianiaya dua hari setelah kejadian itu karena YS tidak masuk kerja dan berada dalam kamar.
” Saya curiga, setelah saya tanya kenapa tidak masuk kerja dikatakan badannya sakit semua akibat dikeroyok sekelompok orang saat melakukan patroli keliling kebun dengan teman sekerjanya.
Akibat peristiwa itu YS mengalami sakit di bahagian rahang, pundak dan kepala, tetapi tidak melaporkan peristiwa itu ke atasannya maupun ke polisi ” terang mantan TNI AD berpangkat Peltu itu.
Lanjut mantan Korlap Kebun PT. Lonsum Gunung Melayu itu juga membeberkan maraknya belakangan ini pencurian kelapa sawit di kebun Lonsum yang dilakukan pada pagi maupun sore hari, namun pelakunya sangat jarang tertangkap, kalaupun ada penangkapan pelaku tidak lama sudah beraksi kembali.
Bahkan tidak segan-segan mengintimidasi para centeng yang berani buka mulut dan bertindak secara kekerasan.
” Saya sendiri sering menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri, pencuri bebas keluar masuk kebun membawa sawit dari kebun Lonsum, tapi anehnya centeng entah pada dimana ” ungkapnya.
Secara terpisah informasi dari sumber lain merupakan warga Desa Rahuning I, ia juga membenarkan kalau pencurian sawit di kebun Lonsum Gunung Melayu sangat luar biasa, bahkan dirinya sering melihat ada agen nekat melakukan penimbang sawit di tengah kebun luput dari pantauan petugas keamanan.
” Saya pernah menanyakan kepada centeng yang bertugas di areal tersebut kenapa tidak dilakukan patroli di tempat itu, tapi dijawabnya percuma kalau buah sudah tidak ada lagi ” ungkap sumber itu yang berhasil direkam keterangannya.
Sementara itu Kapolsek Pulau Raja AKP Maralidang Harahap yang dikonfirmasi via telepon seluler, Sabtu (3/6/23) terkait laporan kasus penganiayaan dan pengeroyokan terhadap centeng kebun Lonsum, apakah sudah ada yang ditetapkan sebagai tersangka mengingat pelakunya diperkirakan lebih dari lima belas orang.
” Belum ada yang ditetapkan tersangka, akan dilakukan gelar perkara dulu di Polres bang ” kata Kapolsek. (min)















