P.SIDIMPUAN (Berita): Di bulan Ramadhan selalu banyak hadir makanan khas untuk santapan berbuka puasa. Salah satunya adalah ube muda dari rotan yang disebut Pakkat.
Makanan pakkat sangat disukai, karena diyakini dapat menambah selera makan dan memunculkan nafsu makan. Makanan pakkat ini banyak ditemukan di hutan Tapanuli Selatan, Paluta, Palas dan Mandailing Natal.
Pakkat tidak dipelihara di kebun, tapi diambil sendiri dari hasil hutan di mana hutan Tapsel sekitar banyak terdapat rotan. Pucuk rotan inilah yang dipotong dan dijadikan makanan lalap setelah sebelumnya dibakar.
Di bulan Ramadhan seperti ini di Kota Padangsidimpian pedagang Pakkat bisa ditemukan di pinggir-pinggir jalan secara menyebar.
Sanusi (39) salah satu pedagang pakkat yang ditemui di persimpangan Pasar Inpres Sadabuan Kota P.Sidimpuan, Minggu (10/4) menuturkan, pihaknya mengaku telah 5 tahun menggeluti berjualan pakkat setiap bulan Ramadhan.
Tahun ini stok barang pakkat semakin ditambah yang diyakininya akan habis terjual seperti tahun-tahun sebelumnya. “Barang pakkat ini dibeli ada yang dari Gunungtua Paluta, Mandailing Natal dan Batangtoru,” katanya.
Sanusi mengakui, pekerjaan berjualan pakkat di bulan Ramadhan merupakan bisnis yang tepat, kalau di bulan lain pastinya kurang diminati. Setiap batangnya pakkat milik Pak Sanusi ini dijual Rp 5.000 per batang.
“Rasanya ada yang pahit dan ada yang tidak, Pak,” katanya sambil menjajakan dagangannya yang semakin ramai dikunjungi warga.
Dikatakan, biasa semua dagangan pakkat di daerah ini habis terjual. Karena masyarakat sangat suka dengan makanan khas pakkat seperti ini. Masyarakat meyakini makanan khas pakkat ini dapat meningkatkan selera makan dan mengobati berbagai penyakit.(Rong)















