ASAHAN (Berita): Memasang plang pengumuman berupa baliho yang memuat isi Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) merupakan bentuk transparansi pengelolaan anggaran Desa dan dapat diartikan sebagai bagian dari suatu sistem pengelolaan keuangan daerah yang menyediakan informasi keuangan yang terbuka bagi masyarakat desa.
Namun Pemerintah Desa Perkebunan Bandar Pulau, Kecamatan Aek Songsongan, Kabupaten Asahan tampaknya tidak melakukan itu. Terbukti, saat wartawan berkunjung ke kantor desa tersebut Kamis (19/10), tidak ditemukan plang pengumuman yang memuat isi APBDes.
Hal ini bertentangan dengan UUD 1945 pasal 28 F, UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan UU No. 6 Tahun 2014 pasal 82 dan 86 tentang Desa.
Ketika hal tersebut ingin dikonfirmasi, Kepala Desa Perkebunan Bandar Pulau Rahmad di kantornya tidak berhasil ditemui. Menurut sejumlah perangkatnya Kades sedang keluar, namun tidak ada yang mengetahui kemana perginya.
Berdasarkan pengamatan wartawan, pengadaan tower wifi yang diduga bersumber dari dana desa (DD) Desa Perkebunan Bandar Pulau senilai puluhan juta rupiah, besi towernya bertumpuk di samping kantor desa dalam kondisi berkarat, diduga sudah menahun tidak berfungsi.
Selain itu tampak kebun gizi dan taman toga yang berada di kanan dan kiri kantor desa yang konon kabarnya menjadi ikon desa ini juga kelihatan tak terawat.
Sementara itu Kasi PMK Kecamatan Aek Songsongan Nasrudin yang dihubungi wartawan mengatakan tower wifi maupun taman toga dan kebun gizi yang tak terawat itu di Desa Perkebunan Bandar Pulau karena tidak adanya anggaran berkelanjutan.
” Kalau tower wifi itu anggaran lama, tidak ada dana perawatannya. Kalau taman Toga dan kebun gizi tidak terurus lagi juga karena tidak ada anggaran berkelanjutan. Untuk tahun ini anggarannya dialihkan ke bantuan bibit ikan,” terang Nasrudin.
Terpisah Camat Aek Songsongan Panusunan Rambe yang dikonfirmasi Kamis (19/10) mengatakan, berdasarkan penjelasan dari Kepala Desa Perkebunan Bandar Pulau tiang tower wifi itu yang terbengkalai akibat bencana alam dan tidak bisa digunakan lagi karena sudah tumbang.
“Tower wifi tumbang akibat bencana alam dan menimpa kebun gizi, menyebabkan tempat tanaman gizi kondisinya rusak. Anggaran perawatannya juga tidak ada. Sedangkan taman toga perawatannya menggunakan dana swadaya,” terang Panusunan. (min)













