Diduga Depresi, IRT Bunuh Keponakan, Lalu Gantung Diri

  • Bagikan
Petugas Polsek Sunggal saat melakukan olah TKP di Rumah pembunuhan dan gantung Diri di jalan Rajawali Desa Mulyorejo Kec Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Beritasore/ist
Petugas Polsek Sunggal saat melakukan olah TKP di Rumah pembunuhan dan gantung Diri di jalan Rajawali Desa Mulyorejo Kec Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Beritasore/ist

MEDAN (Berita) : Diduga depresi karena ditinggal pergi oleh suaminya yang meninggal dunia sekitar 4 bulan lalu, seorang ibu rumahtangga (IRT)  nekad membunuh keponakannya  Sonia boru Simorangkir ,20, di rumahnya Jl. Rajawali Gang Gereja Desa Muliorejo Kecamatan Sunggal, Kab Deliserdang, Sabtu (23/10).

Mirisnya lagi, usai menghabisi nyawa keponakannya,  Herta br Pandiangan ,50,  mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Jasad Herta br Pandiangan ditemukan tergantung di dalam kamar sedangkan jasad keponakannya Sonia br Simorangkir ditemukan tewas dengan kondisi kepala pecah dan tubuh berlumuran darah.

Informasi yang diperoleh di lokasi kejadian, peristiwa itu pertama kali diketahui oleh anak Herta br  Pandiangan, RT br Pasaribu ,14,  yang baru pulang setelah beberapa hari di rumah saudaranya.

Sesampainya di depan rumah, RT br Pasaribu berkali-kali memanggil ibunya namun tak ada jawaban dari dalam rumah. Bahkan, berkali-kali pintu rumah digedor juga tak ada jawaban dari dalam.

Karena curiga, RT br Pasaribu mencoba mencongkel pintu rumahnya dengan menggunakan pisau dapur yang dipinjamnya dari tetangga, namun usahanya sia-sia dan tidak berhasil.

Pintu  rumahnya jug tidak bisa dibuka. Kemudian RT br  Pasaribu meminta bantuan kepada tetangganya E. Hutajulu untuk membantu membongkar pintu rumahnya.

Setelah pintu rumahnya terbuka,   RT boru Pasaribu langsung menuju ruangan belakang rumahnya. Begitu tiba di ruangan belakang,  RT.Pasaribu sontak kaget karena  sepupunya yang bernama Sonia br Simorangkir sudah terbaring di lantai dengan posisi tubuhnya berlumuran darah.

Saat hendak keluar rumah, RT boru Pasaribu melihat kalau ibunya (Herta br Pandiangan), sudah meninggal dunia di dalam kamar depan dengan posisi tubuh tergantung.

Seorang tetangga korban menuturkan, warga terpaksa membongkar pintu agar bisa dibuka. Setelah pintu dibuka ternyata ditemukan 2 orang sudah menjadi mayat.

“Setelah pintu dibuka paksa, di dalam rumah ditemukan 2 orang meninggal dunia.

Yang satu di ruangan belakang dengan posisi tubuh tergeletak di lantai dengan banyak darah dan orang tua RT.

Pasaribu, tergantung di dalam kamar depan rumahnya, “sebut seorang tetangga korban seraya menambahkan,  sejak suaminya meninggal, Herta Boru Pandiangan memang menunjukkan tanda-tanda depresi.

“Suaminya meninggal sekitar bulan Juni lalu, semenjak itu dia agak pendiam,” tukasnya.

Plt Kapolsek Sunggal AKP P.Panjaitqn.SH.MH menjelaskan bahwa jasad Sonia br Simorangkir mengalami luka di bagian belakang  kepala dan dibagian perut  serta untuk diduga pelaku  H br Pandiangan  dengan posisi gantung diri dan bercak darah di kakinya.

“Juga ditemukan  1 batang kayu broti dan sebilah pisau di dekat tubuh korban Sonia  br Simorangkir,” sebut P.Panjaitan

Selanjutnya, kedua jenazah langsung dibawa ke RS Bhayangkara Medan guna  penyelidikan lebih lanjut.(ML)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *