JAKARTA (Berita): Ketua Aliansi Masyarakat Papatar (Pakkat, Parlilitan dan Tarabintang), Robby Seven Purba, ST meminta Pemerintah Kabupatan Humbang Hasundutan, (Humbahas), untuk menghentikan kegiatan penambangan galian C di Desa Purba Bersatu.
Pasalnya menurut Robby Seven Purba dampak dari penggalian di Desa Purba Bersatu itu, sudah sangat merusak lingkungan, yang menimbulkan banjir dan longsor di bantaran Aek Sirahar dan Aek Sipoti.
” Sebagai putra daerah saya mengharapkan Pemkab Humbahas mengambil langkah tegas dan berani untuk menghentikan penambangan galian C di Desa Purba Bersatu itu.
Apabila masih terus beroperasi tidak tertutup kemungkinan akan muncul lagi beberapa perusahaan sejenis yang melakukan eksplorasi yang sama disepanjang Aek Sirahar dan Aek Sipoti”, ujar Robby Seven Purba dalam keterangan tertulisnya kepada Berita, Rabu (24/8/2022) di Jakarta.
Robby Seven Purba menyebutkan akibat kerusakan lingkungan itu juga mengakibatkan berdampak pada persawahan dan ladang pertanian masyarakat di tiga desa yakni; Desa Purba Bersatu, Purba Sianjur dan Purba Baringin.
Dia menyebutkan penggalian tambang C ini sudah sangat meresahkan masyarakat sekitar.
” Kita dorong agar pengoperasian penambagan galian C ini ditinjau kembali, dan dikaji kembali analisis dampak lingkungan (amdal) nya , ” tandas Robby Seven Purba, sembari berharap agar jangan sampai menimbulkan kerugian bagi masyarakat yang mayoritas adalah petani.
Dia menjelaskan keresahan para warga masyarakat tiga Desa tersebut bermula atas kehadiran salah satu perusahaan yang melakukan aktivitas pertambangan berlokasi persis di Daerah Aliran Sungai (DAS)Aek Sirahar, sedangkan di hulu lokasi tambang merupakan sawah ladang pertanian masyarakat setempat.
Robby Seven Purba mengakui, menurut laporan warga timbulnya keresahan mereka karena kuatir bila tambang batu di teruskan lahan pertanian mereka akan hilang dan tergerus air sungai akibat longsor. (aya)