MEDAN (Berita): Untuk menciptakan kualitas air aman, diperlukan teknologi tepat guna dan perubahan prilaku teruma rumah tangga yang saat ini masih banyak belum tersentuh.
“Sangat diperlukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat,” kata Ely Setyawati, Koordinator Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar, Direktorat Kesehatan Lingkungan, Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI secara virtual, Jumat (17/9).
Ely berbicara kepada wartawan di Online Workshop: ‘Kenapa HARUS Air Minum Aman’ yang digelar USAID Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene Penyehatan Lingkungan untuk Semua (IUWASH PLUS).
Kegiatan kolaborasi dengan Bappenas RI dan Pokja PPAS (Kelompok Kerja Perumahan, Permukiman, Air Minum, dan Sanitasi) ini dilakukan sebagai bagian dari pre-event Konferensi Sanitasi dan Air Minum (KSAN) yang akan diselenggarakan pada bulan November mendatang dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran publik akan pentingnya air minum aman.
Pada. pre-event itu, USAID IUWASH mengundang 45 jurnalis dari 35 media dari beberapa daerah di Indonesia, termasuk Harian Berita Sore.
Selain Ely Setyawati, pembicara online workshop tersebut antara lain Kasubdit Perencanaan Teknis, Direktorat Air Minum, Kementerian PUPR RI Dades Prinandes, Asisten Manager Pengendalian Kualitas Air Baku dan Kualitas Air.
Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang Djaka Setyanta, Advocacy and Communication Advisor, USAID IUWASH PLUS Lina Damayanti dengan moderator Nur Aisyah Nasution, Koordinator Bidang Air Minum dan Sanitasi, Dit. Perumahan dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas RI.
Ely Setyawati melanjutkan presentasinya tentang temuan kajian kualitas air yang dilakukan Kementerian Kesehatan, studi tentang kualitas air minum, dan penerapan pengelolaan air minum yang baik di tingkat rumah tangga.
“Pencemaran air harus diawasi dan yang paling penting perlunya dokumentasi air minum secara rutin,” ujar Ely Setyawati seraya mengaku sosialisasi dan advokasi air aman tersebut diperlukan tentunya harus melibatkan berbagai elemen teruma pemerintah daerah.
Selanjutnya, untuk menunjukkan bahwa air aman dapat dicapai, Djaka Setyanta berbagi pengalaman Perumda Air Minum Tugu Tirta dalam menerapkan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM dan Zona Air Minum Prima (ZAMP). Baginya wajib dilakukan pengawasan air minum aman baik bagi internal maupun eksternal dan bisa diminum dari air kran.
Terakhir, sebagai penutup diskusi, Lina Damayanti menekankan manfaat air minum aman.
Ia berbagi tentang apa yang telah dilakukan USAIDIUWASH PLUS untuk meningkatkan akses air, terutama bagi masyarakat miskin perkotaan.
Dia juga meminta para jurnalis dan blogger untuk menyebarkan berita tentang masalah air minum aman.
“Edukasi dan promosi pentingnya air minum aman ditingkat masyarakat,” ujarnya seraya mengatakan perlunya penguatan PDAM meningkatkan pelayanan dan kinerja kelembagaan yang bersangkutan.
Dari Agustus hingga November 2021, sebagai bagian dari rangkaian acara KSAN (Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional), USAID IUWASH PLUS dan Pokja PPAS akan bersama- sama mengadakan dua diskusi tematik lainnya tentang masalah air minum dan sanitasi pada Hari Cuci Tangan Sedunia dan Hari Toilet Sedunia.
Diskusi Media tentang Air Minum Aman ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran jurnalis dan mendorong pesan pentingnya air minum aman untuk kesehatan dan kehidupan masyarakat di Indonesia.
Pentingnya air minum aman yang harus dikonsumsi setiap hari untuk menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Dihadiri juga perwakilan dari Kementerian dan operator penyedia layanan air minum atau PDAM , para nara sumber mengahrapkan, air minum yang layak konsumsi harus memenuhi kreteria antara lain tidak berbau, tidak berwarna dan tidak mengandung zat berbahaya. (wie)















