Gebang ( Berita ) : Menggunakan perahu mesin ukuran 22 kaki 23 PK, rombongan zuriat Tuan Syekh Abdullah Hakim al Khalidi Naqsyabandiyah yang bergelar Datuk Panglima Hitam mengarungi Sungai Gebang menuju Pulau Selingkar .
Kegiatan ini dalam rangka rehabilitasi Surau ( Nosah ) atau empat persulukan pertama pengembangan Tariqat Naqsyabandi Tuan Syekh Abdullah Hakim , Minggu ( 13/6/2021), sekira pukul 07.30 Wib di Pulau Selingkar, Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Sumut.
Dimulai dari pelantaran salah satu warung Tebing Ujung Dusun l, Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang dengan memakai tiga unit perahu mesin mereka mengarungi Sungai Gebang menuju Pulau Selingkar diperkirakan memakan waktu sekitar 30 menit.
Pembacaan Surat Al – Fatihah dan Surat Yasin , Tahlil beserta doa merupakan prosesi acara sebelum di mulai kegiatan rehab Surau ( Nosah ) di Pulau Selingkar oleh Syekh Muda Ustadz Marwan Fauzi, SPd dan Khalifah Ustadz Bob Ali.
Turut dalam rombongan yang merupakan zuriat dari Tuan Syekh Abdullah Hakim al Khalidi Naqsabandiyah bergelar Datuk Panglima Hitam di antara nya adalah syekh muda ustadz Marwan Fauzi, SPd anak dari Tuan Syekh Ustadz H. Hamdan Aharro, cucu dari Khalifah Abdulah Hadi bin Tuan Syekh Abdullah Hakim, Khalifah Ustadz Bob Ali anak dari Almarhum Khalifah Maimun merupakan cucu dari Khalflifah Abdulah Hadi bin Tuan Syekh Abdullah Hakim.
Kemudian Bahsar anak dari Almarhum Muhammad Daud merupakan cucu Syekh Abdullah Hakim, Jahril anak dari Almarhum Abdullah, Dahnial anak dari Kiyut bin Abdul Hadi, Syahnil anak dari Almarhum Abdul Karim.
Muhamd Nasir anak dari Almarhum Zusuh cucu dari Tuan Syekh Abdullah Hakim.
Sayuti Akmal anak dari Dahnial. Azhar anak dari Almarhum Sahrum bin Maruhum bin Tuan Syekh Abdullah Hakim.
Herman anak dari Dahnial bin Khalifah Abdul Hadi bin Tuan Syekh Abdullah Hakim.
“Tuan Syekh Abdullah Hakim al Khalidi Naqsyabandiyah memilik 4 orang istri, yang pertama Wan Uteh dari Tanah Putih Riau, kedua Wan May dari Tanah Putih Riau, ketiga Wan Sawiyah dari Tanah Putih Riau, keempat Wan Hijau dari Malaysia, “terang Khalifah Ustadz Bob Ali.
Dijelaskan, Tuan Syekh Abdullah Hakim al-Khalidi Naqsyabandi lahir 1226 H – 1850 M, wafat 10 Muharam 1336 H – 1918 M.
Khalifah Bob Ali menerangkan, menurut informasi bersumber dari keterangan zuriat konon kabar nya Tuan Abdullah Hakim Alkalidi Naqsyabandiyah bergelar Datuk Panglima Hitam ini adalah masih kemanakan dari Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan al Khalidi Naqsyabandi merupakan Tuan Guru Besilam yang pertama pada masa Kesultanan Langkat Raja Sultan Musa.
“Saat itu Syekh Abdullah Hakim sempat ikut paman nya Syekh Abdul Wahab Rokan bertempat tinggal di Besilam, namun akhirnya dia memohon kepada Raja Musa Kesultanan Langkat untuk menempati Pulau Selingkar lebih kurang seluas 172 Ha bersama sanak keluarga beserta pengikut nya, ” ungkap Khalifah Bob Ali.
Dikatakan lagi, di masa Sultan Musa sempat menjadi Panglima Kerajaan Kesultanan Langkat.
Hubungan baik terjalin hingga masa Sultan Abdul Aziz hubungan antar zuriat dengan zuriat Kesultanan Raja Langkat sangat dekat berhubungan baik.
“Waktu itu sempat berdiri puluhan tahun Satu Dusun Pulau Selingkar dan Sekolah Dasar, namun seiring waktu perkembangan hingga akhirnya Pulau Selingkar ini hanya sebagai tempat bercocok tanam padi, sayuran, sawit, tambak oleh para zuriat,” Bob Ali.
Keberadaan zuriat dari Tuan Syekh Abdullah Hakim ini berada di Langkat, Riau, Malaysia, Asahan, Aceh Tamiang, Tanjung Balai, Belawan, dan lain lain menyebar di seluruh Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.
“Pulau Selingkar di bawah pemerintahan Desa Pasar Rawa pernah menjadi Dusun dijabat oleh almarhum Sahrum bin Maruhum hingga 40 tahun pada masa Pengulu Rayan, ” ucap Azhar salah seorang zuriat.
Sementara syekh muda Ustadz Marwan Fauzi, Spd menjelaskan Tuan Syekh Abdullah Hakim sempat mengembangkan ilmu Tareqat Naqsyabandi di Surau ( Nosah ) Pulau Selingkar , jamaahnya adalah sanak keluarga, masyarakat, bahkan ada yang dari Sulawesi Bugis.
“Untuk memudahkan urusan mengingat perkembangan zaman situasi dan kondisi terkait akses Pulau Selingkar menempuh jalur Sungai Gebang maka Surau Persulukan Tareqat Naqsyabandi dialihkan ke Rumah Persulukan Tareqat Naqsyabandi di Desa Pasar Rawa, ” jelas syekh nuda Marwan Fauzi, SPd selaku pemegang mandat dari Almarhum Syekh H.Hamdan Aharo merujuk mandat dari Babusalam Almarhum Tuan Syekh Tajudin.
“Terkhusus seluruh para zuriat Tuan Syekh Abdullah Hakim di manapun berada mohon doa restu dan dukungannya agar kegiatan rehab Surau ( Nosah ) ini berjalan dengan baik dan lancar, ” harap syekh muda Marwan Fauzi, Spd. ( bap)