MEDAN (beritasore.co.id): Pergerakan investor pasar modal Sumatera Utara saat ini masih sangat terpusat di Kota Medan.
Kepala PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Sumut, M Pintor Nasution mengatakan terkait investor pasar modal Sumut saat memaparkan perkembangan kinerja pasar modal Kamis (4/12/2025).
Pintor mengatakan dari total 774.576 investor di 33 kabupaten/kota, hampir sepertiganya atau 270.000 investor berasal dari Medan.
Menurut Pintor, aktivitas pasar modal di Sumatera Utara masih bertumpu di Medan, yang menyumbang hampir sepertiga jumlah investor dan lebih dari 80 persen total aset.
Meski begitu, Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumut melihat dinamika baru dari sisi demografi, dengan Gen Z dan milenial menjadi pendorong utama pertumbuhan sepanjang 2025.
Pintor menyebut bahwa setelah Medan, kontribusi investor disusul Deli Serdang, Binjai, dan Tebing Tinggi. Polanya serupa antara jumlah dan nilai aset, menunjukkan bahwa aktivitas pasar modal memang masih terkonsentrasi di kawasan inti perkotaan.
Dari total aset pasar modal di Sumut yang mencapai Rp9,82 triliun, sekitar Rp6,45 triliun atau 80,5 persen juga tersimpan di Medan.
Pintor menjelaskan profil investor Sumut kini semakin beragam, terutama dari sisi gender dan usia. Secara keseluruhan, 58,53 persen investor merupakan laki-laki. Kelompok laki-laki juga lebih dominan memilih saham sebagai instrumen investasi utama, sementara perempuan cenderung masuk melalui instrumen non-saham seperti reksa dana.
Dari sisi usia, kelompok Gen Z saat ini menjadi kontributor terbesar secara jumlah. Namun, besaran aset masih didominasi kalangan milenial yang secara pendapatan sudah lebih mapan. Kombinasi dua kelompok usia ini disebut Pintor sebagai motor utama peningkatan aktivitas pasar modal di Sumut.
Di tengah meningkatnya partisipasi investor, upaya edukasi turut digenjot sepanjang 2025. BEI Sumut menargetkan 426 kegiatan edukasi, namun realisasinya menembus 1.499 kegiatan.
Lonjakan ini menunjukkan minat masyarakat yang tinggi sekaligus keberhasilan BEI memperluas jangkauan literasi pasar modal.
Pertumbuhan edukasi tersebut juga ditopang pembukaan lima Galeri Investasi (GI) baru di Sumut. Dari jumlah itu, dua di antaranya berada di lingkungan pemerintah daerah, yakni Pemerintah Kabupaten Langkat dan Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Kehadiran GI di instansi pemerintah dinilai membantu menjangkau audiens baru di wilayah administratif.
Pintor menyebut fokus TPAKD OJK sepanjang tahun ini yang banyak menyasar ASN memberi dampak positif bagi peningkatan literasi.
Kehadiran edukasi di lingkungan pemda, menurutnya, membuka jalan bagi semakin banyak orang untuk memahami instrumen investasi yang tersedia.
Ia menegaskan, sinergi antara BEI, OJK, dan pemerintah daerah menjadi kunci dalam memperluas basis investor pasar modal di Sumut.
Konsentrasi aset dan investor yang masih terpusat di Medan ke depan diharapkan dapat terdistribusi lebih merata ke kabupaten/kota lain melalui perluasan edukasi dan infrastruktur. (wie)













