Deliserdang Inflasi 6,24 Persen, Tertinggi Di Sumut

  • Bagikan
Kepala BPS Sumut Asim Saputra.

MEDAN (Berita): Pada Oktober 2025, Inflasi yoy tertinggi terjadi di Kabupaten Deliserdang mengalami inflasi sebesar 6,24 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,50 sekaligus menjadikannya sebagai inflasi tertinggi di Sumatera Utara (Sumut).

Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Medan sebesar 4,28 persen dengan IHK sebesar 109,91.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Asim Saputra Selasa (4/11/2025) mengatakan inflasi tahunan atau year on year (yoy) Sumut pada Oktober 2025 mencapai 4,97 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 110,89.

“Inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks sebagian besar kelompok pengeluaran,” kata Asim

Kelompok pengeluaran itu yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 9,58 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,31 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,79 persen.

Kemudian, kelompok kesehatan sebesar 4,06 persen, kelompok transportasi sebesar 1,48 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,40 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,70 persen, kelompok pendidikan sebesar 2,82 persen, kelompok penyediaan makanan dan
minuman/restoran sebesar 2,57 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 13,03 persen.

“Sementara, kelompok yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga yang turun sebesar 0,38 persen,” jelasnya.

Disebutkannya, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yoy pada Oktober 2025 antara lain, cabai merah, emas perhiasan, ikan dencis, beras, bawang merah, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, daging ayam ras, wortel, kelapa, akademi/perguruan tinggi, ikan kembung/ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, cabai hijau, Sigaret Kretek Mesin (SKM), minyak goreng, pemeliharaan/service, telur ayam ras, Sigaret Kretek Tangan (SKT), mie, kontrak rumah, dan kentang.

“Sementara, tingkat deflasi bulanan atau month to month (mtm) Provinsi Sumut Oktober 2025 tercatat sebesar 0,20 persen dan tingkat inflasi year-to-date (ytd) sebesar 3,39 persen,” ucapnya.

Ia menyebut, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi mtm pada Oktober 2025 antara lain, bawang merah, cabai rawit, beras, cabai hijau, kacang panjang, kol putih/kubis, sawi putih/pecay/pitsai, daging ayam ras, buncis, sawi hijau, ikan lele, jengkol, angkutan udara, terong, ikan dencis, ketimun, labu siam/jipang, daun bawang, minyak goreng dan pengharum
cucian/pelembut.

“Ya kalau kita lihat dari sisi andil inflasinya cabe merah itu sudah turun jauh dari 0,85 sekarang hanya 0,16 ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya cabe gunung yang dikonsumsi tetapi cabe yang kita datangkan dari Jawa juga sudah mulai banyak dipakai yang variannya cukup banyak sehingga masyarakat punya pilihan untuk membeli cabe merah keriting. (wie)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *