Zubaidah “Marpokat” Bicarakan Berdayakan Kaum Perempuan

  • Bagikan
Zubaidah Nasution turun ke sejumlah desa untuk melakukan pemberdayaan kaum perempuan, sering mereka "marpokat" (bermusyawara). beritasore/Ist
Zubaidah Nasution turun ke sejumlah desa untuk melakukan pemberdayaan kaum perempuan, sering mereka "marpokat" (bermusyawara). beritasore/Ist

Zubaidah Nasution Ketua Komisi I DPRD Madailing Natal, calon legislatif DPRD Madina daerah pemilihan Madina V dengan nomor urut 1 meliputi Kec. Siabu, Panyabungan Utara, Bukit Malintang dan Nagajuang.

Zubaidah yang sering disebut Srikandi Golkar Madina sering bersosialisasi dengan para kaum perempuan, dari desa ke desa di sejumlah kesempatan, salah satunya saat kegiatan reses.

Dia bersama umak-umak (kaum perempuan) berdiskusi dan “marpokat”
(musyawarah) untuk lebih memberdayakan kaum perempuan.

Zubaidah Nasution, lulusan Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta ini pernah melakukan pendampingan intens terhadap anak yang mengalami kekerasan seksual.

Baginya, kekerasan seksual — terlebih menimpa anak — seharusnya tidak punya tempat di tengah masyarakat.
Perempuan yang juga mengemban amanah sebagai Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) pada masa-masa awal dilantik sebagai wakil rakyat, mengaku berani mengambil langkah masuk politik untuk menyuarakan aspirasi kaum perempuan.

Kenyataannya, Zubaidah kerap mengandalkan kaum perempuan dalam berbagai kegiatan yang dia laksanakan. Bahkan, dalam setiap reses, ibu empat anak ini terlihat dikelilingi — bahkan dikerubuti — para kaum perempuan, termasuk perempuan berbaju kuning (anggota KPPG).

Dalam melaksanakan tugas sebagai wakil rakyat, apalagi saat melakukan kegiatan sampai ke penjuru desa, terlihat Zubaidah sangat menikmati tugasnya untuk selalu hadir di tengah masyarakat yang mebutuhkan.
“Pintu rumah saya selalu terbuka untuk masyarakat,” katanya saat reses, beberapa waktu lalu.

Dalam beberapa kesempatan reses, anak ketujuh dari sembilan bersaudara ini selalu memberikan hadiah tak terduga kepada masyarakat. Dia tak pandang bulu, juga tak peduli ada atau tidak suaranya di tempat reses yang dipilih.

Ketika masyarakat menyampaikan aspirasi dan dia sanggup menyahuti aspirasi itu, sebelum mereka “marpokat” (bermusyawarah) untuk lebih memberdayakan kaum perempuan.

Misalnya, saat reses di Desa Hutaraja, Kec. Siabu, Mei 2022, Zubadiah kemudian menyahuti permintaan kaum ibu pengajian untuk pengadaan perlengkapan kelompok. “Nanti, kalau ditunggu-tunggu, takutnya lupa,” ujarnya waktu itu.

Hal serupa dia lakukan saat reses di Desa Rumbio, Kec. Panyabungan Utara. Alumni SMAN 1 Panyabungan ini secara langsung memberikan bantuan renovasi atap MDTA setempat dan memberikan bantuan dana bagi kaum ibu untuk pembelian perlengkapan masak.

“Reses ini hak masyarakat, biarlah mereka turut menikmati APBD itu,” sebutnya.

Zubaidah tak melulu menyerahkan bantuan uang tunai, dia pun tak segan-segan mencari solusi permasalahan yang dikeluhkan masyarakat.

Sebagai seorang perempuan, tentu, dia tahu bagaimana peranan seorang ibu. Itu pula yang dia tunjukkan saat mengunjungi Kec. Hutabargot. Selain memberikan bantuan pembelian perlengkapan sepak bola untuk anak muda, bendahara DPC Khusus Ikanas ini membacakan puisi berjudul “Ibu”. (irh)

 

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *