MADINA (Berita): Informasi kegiatan fashion mengumbar aurat, memicu reaksi sejumlah kalangan di Mandailing Natal. Di daerah terkenal religius serambi mekkahnya Sumut, kok, bisa?
“Baru-baru ini telah dipertontonkan pihak media Dinas Pariwisata Madina, beberapa putri Madina ikuti fashion memperlihatkan aurat di media. Na’udzubillah.
Kami mengecam,” ujar Ketua Umum GAMPMI Pajarur Rohman, SPd kepada waspada.id dan beritasore.co.id, Senin (26/6).
Mahasiswa pascasarjana UIN Suska, Riau, mengungkapkan, karena itulah Gerakan Aktivis Mahasiswa Pemuda Mandailing Natal Se-Indonesia menolak fashion umbar aurat di bumi Madina.
“Karena, kami yakin dan percaya, dalam mengais rezeki halal dalam mengais rezeki berkah, tidak harus mempertontonkan aurat di muka umum dan ke khalayak ramai, dengan sebuah kegiatan fashion seperti halnya yang telah diperlihatkan akun Dinas Pariwisata saat ini,” katanya.
Dikatakan, Madina negeri di dalamnya banyak santri, banyak ulama dan dikenal dengan sebutan serambi Mekkahnya Sumatra Utara, mereka menilai tidak pantas dan tidak seharusnya mengikuti kegiatan seperti itu.
“Kita boleh bersaing dengan siapapun dan kabupaten manapun. Kita boleh mengikuti perkembangan modern dari segi manapun, tapi kalo soal fashion umbar aurat, kami mahasiswa dan pemuda menolak,” tegasnya.
Mereka berharap kepada Kepala Dinas Pariwisata Madina sama-sama junjung tinggi harkat dan martabat Madina. Bupati dan Wabup diminta tegas memperhalatikan jangan sampai melampaui batas.
Sayangnya, Kadis Pariwisata Madina Ikhwan Efendi SPd, tak berhasil dikonfirmasi untuk menjekaskan berbagai informasi yang mencuat. Dihubungi melalui percakapan whatsAps, tak dijawab.
Bupati Menolak Fashion Umbar Aurat
Sedangkan Bupati Mandailing Natal HM Jafar Sukhairi Nasution dihubungi waspada.id dan beritasore.co.id, nyata-nyata menolak acara fashion dengan melanggar norma, etika dan adat budaya Mandailing, dengan mengumbar aurat.
“Ya Allah. Tentu saja, acara seperti ini tak mungkin kita setujui. Ada orang meminta izin acara seperti itu. Sekali lagi, kita tolak,” ujar Sukhairi.
Bupati mengingatkan, Madina tetap mengedepankan norma agama, etika dan budaya Mandailing. Masyarakat Madina terkenal religius, di daerah serambi mekkahnya Sumut. (irh)