MADINA (Berita): Akses jalan Sinunukan via Simpangnunur, Kec. Rantobaek, Kab. Mandailing Natal, masih menggunakan jalan tanah merah, berlumpur — kalaupun bisa dilewati — dengan berjibaku mengerahkan segala usaha.
Kondisi jalan penghubung lima desa sangat memprihatinkan, yakni Desa Padangsilojongan, Desa Duasepakat, Desa Lubukkancah, Desa Gonting dan Desa Ranto. Warga desa tidak saja mengeluh, juga merasa tak tahan lagi seperti tersiksa. Na’udzubillah.
Menurut warga, kondisi miris ini sangat tak pantas dibiarkan. Kepada wartawan, warga memaparkan kondisi ril di lapangan. Secara sosial-ekonomi, bisa memporakporandakan sendi kehidupan masyarakat.
Satu video warga dikirim dan diterima waspada.id dan beritasore.co.id Senin (6/12) pagi, tujuh warga berjibaku mengeluarkan kendaraan roda empat tertahan di ‘kubangan’ tanah merah bercampur lumpur, licin.
Sedangkan postingan FB Samhar Hasibuan menggambarkan betapa sulitnya melewati jalan menggunakan kendaraan roda dua, walaupun kendaraan disorong di jalan ‘kupak-kapik’ di negara yang sebenarnya sudah merdeka.
Tak hanya itu. Warga pejalan kaki menuju atau ke desa mereka melewati jalan tanah merah berlumpur, ternyata tidak semudah itu. Disarankan, kalau karena sangat-sangat terpaksa, lebih bagus tak usah.
Karni Pulungan, 50, warga Lubukkancah mengatakan, desa ini sudah ada sejak sangat lama, namun pembangunan infrastruktur nyaris tak ada. Kalaupun ada, beberapa tahun ini ada kucuran dana desa dari pemerintah pusat.
Menurutnya, akses jalan yang buruk sangat berdampak pada perekonomian masyarakat desa, karena hasil pertanian masyarakat tidak sebanding lagi dengan biaya ongkos bahan yang harus dibeli masyarakat.
Sumber penghasilan masyarakat desa secara umum, hanya menyadap karet. Akibat infrastruktur jalan yang buruk, biaya transportasi tidak sebanding lagi dengan penghasilan yang didapat.
Warga berharap kepada Bupati Mandailing Natal mengalokasikan anggaran pembangunan jalan Sinunukan via Simpangnunur. Bupati Madina diminta buka mata buka telinga, sehingga mengetahui persis penderitaan masyarakat.
Sayangnya, Bupati Madina HM Jakfar Sukhairi Nasution dikonfirmasi waspada.id dan beritasore.co.id melalui Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Madina Ruly Andri Lubis, ST melalui telepon seluler, hingga berita ini ditayangkan Senin (5/12) pagi, belum berhasil.
Namun, sorotan tajam bukan hanya tertuju ke Kec. Rantobaek. Kesenjangan pembangunan antarwilayah di Mandailing Natal, terutama di Pantai Barat, mereka seperti dianaktirikan dalam pembangunan infrastruktur.
“Untuk itu, kami minta kepada pemerintah agar lebih fokus memperhatikan daerah Pantai Barat terutama Kota Batahan,” ujar Ketua Fraksi Amanah Berkarya Nis’at Sidik Nasution saat menyampaikan pandangan akhir Fraksi Amanah Berkarya terhadap Ranperda tentang APBD Madina tahun anggaran 2023, beberapa hari lalu.
“Apabila musim hujan, jalanan seperti kubangan lumpur, sehingga bukan seperti ibukota kecamatan lainnya,” tambahnya lagi. (irh).