MADINA (Berita): Wakil Bupati Mandailing Natal Atika Azmi Utammi Nasution, B.App, Fin, M.Fin menekankan, agar budaya gotongroyong digelorakan, yang saat ini sudah sangat menipis.
“Gotongroyong budaya nenek moyang, Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Intinya, kebersamaan.
Tapi sekarang, terus terang, masyarakat cenderung individualistik,” ujar wakil bupati termuda kelahiran Kotanopan 1 Desember 1993, yang disambut hangat masyarakat.
Pencanangan bulan bhakti gotongroyong ke-9 Kab. Mandailing Natal dilaksanakan di lapangan Nagajuang, Desa Simanosor, Kamis (6/10).
Wakil Bupati Madina lulusan Master of Finance dari University of New South Wales Australia 2017, menjawab usulan salahseorang tokoh masyarakat dengan bahasa mandailing bercampur bahasa Indonesia.
“Dokon ma sude (kasih tahu semua), i son madung kan adong (di sini kan sudah ada) Kadis PMD. Kemajuan kan sudah kita lihat di Nagajuang.
Nanti, yang diusulkan masyarakat, kita lihat prioritas sesuai anggaran,” ujar wakil bupati disambut tepuk tangan riuh. Wabup menyatakan seperti berada di rumah sendiri.
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) yang juga Camat Nagajuang Mukhsin Nasution, S.Sos, MM, mengatakan, menggalakkan budaya gotongroyong harus dilakukan maksimal, dengan upaya dilakukan secara terus-menerus camat, kades, lurah dan masyarakat.
Abbas Sitompul, tokoh masyarakat, mengatakan, sangat berbesar hati kedatangan wakil bupati. Kedatangan di Nagajuang diharap membawa berkah. “Lihat-lihat kami di Nagajuang untuk pemberdayaan, Bu Wakil Bupati,” ujarnya.
Menjawab waspada.id, Fernando Silitonga, warga Gumbang 1, mengakui, belakangan ini memang samasekali tidak ada gotongroyong. “Dulu, dilakukan secara berkala dilakukan anak-anak muda, umumnya anak karang taruna,” ujanya. (irh)