ASAHAN (Berita): Di bawah teriknya matahari yang menyengat, seorang pria paruh baya berjalan kaki sambil menarik sebuah gerobak becak dengan sebuah tali nilon.
Di pinggir Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), tepatnya di Kelurahan Aek Loba Pekan, Kecamatan Aek Kuasan, Kabupaten Asahan, pria bernama Joko Kliwon itu menghentikan langkah kakinya dan memparkir gerobak becak tanpa mesin itu.
Kemudian ia duduk di bawah sebuah pohon yang rindang sambil mengipaskan baju ke tubuhnya yang kurus dan kerempeng itu. Sesekali ia menyeduh kopi hitam dalam gelas yang diberi seorang ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di situ.
.”Saya dari Simpang Kawat (Asahan) mau ke Rantau Prapat tujuan mencari anak saya”, kata Joko.
Joko mengatakan puluhan tahun ia tak pernah bertemu anaknya, sejak bercerai dengan istrinya ketika masih tinggal di Sosa (Labusel) sedangkan dirinya berada di perantauan.
“Ingat saya, satu anak saya namanya Rika umur ketika itu 7 tahun, sedang satu lagi adiknya masih bayi. Lupa saya namanya,” ungkap Joko saat ditemui wartawan saat sedang istirahat, Sabtu (10/5/2025).
Meski tubuhnya kurus dan ceking tapi semangat Joko begitu kuat ingin mencari buah hatinya yang keduanya perempuan. Ia akan terus berjalan dan menarik gerobak becaknya meskipun dengan jarak tempuh yang cukup jauh, dan hanya berbekal pakaian, peralatan dapur dan barang seadanya.
“Paling bisa seratus meter, lima ratus meter dan paling jauh satu kilo saya berhenti istirahat, kalau untuk sampai di Rantau Prapat ya bisa sebulan baru bisa sampai,” ungkapnya.
Sembari menikmati rokok keretek murahan, Joko menceritakan, delapan bulan menikah dengan istri pertama cerai mati tanpa memiliki anak. Kemudian menikah lagi dengan seorang wanita di Sosa dikaruniai dua orang anak.
“Tanpa sebab istri saya pergi meninggalkan saya saat saya masih dalam perantauan di Tanjung Morawa sebagai supir oplet, dan begitu juga anak saya pun tidak tahu kemana”, cetusnya.
Menurut Joko Kliwon, anaknya itu sekarang sudah dewasa, tapi seandainya pun ketemu tidak saling kenal,” ungkapnya.
Joko berharap suatu saat ia bisa bertemu dengan kedua anaknya walaupun tanpa istrinya yang sudah meninggalkan dirinya. “Kalau nanti saya tidak bisa berjumpa dengan anak saya, saya akan lanjut sampai ke Kota Pinang, mungkin bisa sampai ke Riau,” ujar Joko.
Sementara ditanya bekal yang dibawa dalam perjalanan, Joko Kliwon mengatakan hanya peralatan dapur satu buah periuk untuk memasak nasi dengan menggunakan kayu bakar saat dalam perjalanan.
“Tidak ada beras kalau saya lapar ya minta sama warga, yang penting tidak mencuri,” tandas pria kelahiran tahun 1976 ini.
Amatan wartawan grobak becak yang ditarik Joko diperkirakan beratnya mencapai puluhan kilo. Uniknya seksi gerobak becak yang tidak memiliki mesin itu tidak menggunakan besi sebagaimana layaknya becak mesin, melainkan menggunakan bahan kayu, beroti dan papan, kecuali as rodanya. Gerobak becak dibungkus dengan tenda biru untuk menghindari hujan dan panas.
Sedangkan, bahagian depan gerobak dipasang plastik kaca, memiliki 4 buah roda sepeda motor, dua di belakang. Tak hanya bentuknya mirip mobil tapi juga memiliki kaca spion, di atas depan plastik kaca terdapat tulisan Joko Kliwon, di bawahnya Sumut Riau, dalam samping kiri tertulis mbak Yani.
Selamat jalan Joko Kliwon semoga tetap semangat dan bisa ditemukan apa yang dicari. (min)