Setelah 4 Hari Hilang, Rahelifa Malau Ditemukan Meninggal Dunia

  • Bagikan
JASAD Rahelifa Malau dalam peti mati dimasukkan ke mobil jenazah. Ist
JASAD Rahelifa Malau dalam peti mati dimasukkan ke mobil jenazah. Ist

SAMOSIR (Berita) : Rahelifa Malau,16, pelajar SMA Negeri 1 Ronggur Nihuta, Kec. Ronggur Nihuta, Kab. Samosir, korban kecelakaan tunggal yang diduga jatuh dari sepeda motor yang dikemudikannya dan kemudian hanyut ke sungai di bawah Jembatan Siponot, Senin (21/8). Ditemukan tidak bernyawa setelah 4 hari dalam pencarian.

 

“Rahel ditemukan pada pukul 14.00 WIB dalam keadaan meninggal dunia di aliran sungai sejauh 1 kilometer dari Jembatan Siponot di kedalaman 100 meter lebih dari tepi jurang itu,”

ujar Kepala Kantor Basarnas Medan, Budiono, Kamis (24/8).

Budiono menjelaskan, bahwa pencarian dilakukan oleh Tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Samosir, Polsek Pangururan, Polres Samosir, Koramil Pangururan, dan juga bantuan dari perangkat desa serta masyarakat yang dikoordinir oleh Hisar Turnip selaku Koordinator Pos SAR Parapat, Danau Toba.

“Alhamdulillah, berkat Sinergitas dan koordinasi yang baik, korban akhirnya ditemukan siang tadi sekitar pukul 14.00 WIB. Tim SAR gabungan terkendala putus komunikasi, hingga sulit menentukan titik koordinat posisi penolong dan korban untuk dievakuasi. Jasad Korban akhirnya dapat dievakuasi sekitar 5 jam kemudian, dan korban dibawa menuju Puskesmas guna proses lebih lanjut oleh pihak terkait,” tutur Budiono.

Terpisah, Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman mengatakan, bahwa korban murni jatuh dari jembatan, sehingga pihaknya tidak melakukan penyelidikan atas kematian korban. “Tidak dilakukan penyelidikan, karena korban sudah ditemukan dan murni mengalami jatuh dari jembatan,” tandas Yogie.

Rahelifa sendiri, merupakan anak pertama dari lima bersaudara, anak dari pasangan Elman Malau dan Boru Tambunan. Ibunda korban, Boru Tambunan, saat menangisi jasad anaknya mengatakan, bahwa putri sulungnya masih sempat tersenyum saat hendak berangkat ke sekolah sembari pamit berkata “Lao ma au oma dah (pergilah aku ya mak)” imbuh Boru Tambunan sambil menangis.(cvs/a08)

 

 

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *