PANYABUNGAN (Berita): Sejauh manakah diberdayakan masyarakat sekitar oleh PT Jaya Kontruksi di tanah putih Jalan Lintas Timur, Kel. Pidolidolok, Kec. Panyabungan, Kab. Mandailing Natal ?
“Meski beroperasi di wilayah ini sudah beberapa bulan, sejauh ini masyarakat Pidoli hanya mendapat debu dari perusahaan,” ujar Ansori , warga setempat kepada wartawan, Sabtu (25/2).
Bahkan, dia katakan, kemarin sejumlah kaum ibu pengumpul batu tradisional dari Kel. Pidolidolok sempat protes terhadap kebijakan perusahaan yang lebih mengutamakan barang dari luar wilayah daripada batu dikumpulkan para kaum ibu warga sekitar.
“Alasan perusahaan harga dari luar lebih murah ketimbang harga yang diminta warga setempat, sebelumnya pihak perusahaan tidak pernah mempersoalkan harga,” ujar Ansori.
Setelah aksi protes para kaum ibu penambang batu tradisional dan mendapat sorotan dari pihak kelurahan serta anggota DPRD Madina, anehnya, tidak ada jawaban pihak perusahaan terkait nasib ibu-ibu penambang batu.
“Sebelumnya, perusahaan mengusulkan warga Pidoli mengurus koperasi untuk dapat menaungi para penambang tradisional, namun fakta dan anehnya perusahaan ini malah menerima material dari kelompok yang tidak memiliki koperasi.
Ketua DPRD Madina Erwin Efendi Lubis SH menyikapi persoalan dialami ibu-ibu penambang batu tradisional dengan PT Jaya Kontruksi beberapa hari lalu.
Erwin dengan tegas mengambil sikap memanggil salah seorang pimpinan di PT Jaya Kontruksi. Pihak perusahaan mengutus bagian operasional PT Jaya Kontruksi, Fery Firmanda.
Dalam kesempatan itu, Fery Firmanda pun menanggapi usulan disampaikan Ketua DPRD Madina. Terkait masalah ibu-ibu pengumpul batu dari Pidoli segera diberdayakan kembali, dan berjanji akan melaporkan sesegera mungkin kepada pimpinan PT Jaya Kontruksi.
Menindaklanjuti usulan Ketua DPRD Madina dan permohonan pihak kelurahan kepada perusahaan untuk memberdayakan ibu-ibu penambang batu tradisional, sayangnya, wartawan mengonfirmasi ulang pihak perusahaan melalui nomor Fery Firmanda lewat pesan WhatsApp, hingga berita ini diterbitkan belum mendapat tanggapan. (irh)