Petani Milenial Madina Bergerak

  • Bagikan
(Foto Kir) Faisal Nasution menunjukkan kebun jagungnya kena hama jamur busuk batang dan tongkol daun kering,(Foto Kanan) Hamparan kebun jagung seluas mata memandang. beritasore/Irham Hagabean Nasution
(Foto Kir) Faisal Nasution menunjukkan kebun jagungnya kena hama jamur busuk batang dan tongkol daun kering,(Foto Kanan) Hamparan kebun jagung seluas mata memandang. beritasore/Irham Hagabean Nasution

KREATIFITAS Petani Milenial Mandailing Natal, pantas dibanggakan. Tapi, di sisi lain, butuh arahan, motivasi dan bimbingan untuk berkebun lebih maksimal.

“Alhamdulillah, ada fenomena anak-anak muda Madina yang tampil ke depan. Anak-anak muda bergerak ramai-ramai berkebun. Itu faktanya,” ujar Faisal Nasution kepada waspada.id di Panyabungan, Senin (31/10).

Mantan Ketua PK KNPI Panyabungan, mengungkapkan, saat ini memiliki komunitas kaum petani milenial yang terus berkomunikasi tentang ide dan gagasan menyangkut pertanian dan perkebunan.

“Terus terang, secara formal, kami belum memiliki komunitas kaum petani milenial, tapi pada praktiknya, itulah yang kami bicarakan, itu yang kami lakukan. Komunitas kaum petani milenial ini umumnya adek-adek saya,” kata Faisal Nasution.

Dia menjelaskan, kaum milenial ini bergerak paling banyak di bidang kebun jagung dan kebun pepaya. Dua jenis ini dia nilai sangat menjanjikan.

Faisal Nasution berkebun jagung di persawahan Gunungbarani, Kec. Panyabungan Kota, Kab. Mandailing Natal.

“Kami bergerak sendiri, mengumpulkan informasi sendiri tentang perkebunan; khususnya tanaman jagung dan pepaya. Informasi yang saya peroleh dari berbagai media dan youtube,” ujar Faisal.

Informasi tentang pepaya dan tanaman jagung, lanjutnya, info ini ditularkan kepada komunitas petani milenial untuk berkebun.

“Alhamdulillah, animo mereka sangat tinggi. Kawan-kawan dan adek-adek berkebun di dekat Aek Godang,” ujarnya.

Namun, Faisal mengakui, ada banyak masalah dihadapi. Bagi kami yang berkebun jagung, akibat curah hujan tak menentu, itu harus dihadapi: hama busuk tongkol, ulat tongkol mulai berdatangan.

“Akibatnya, petani jagung merugi,  apalagi saat ini harga jagung saat ini Rp 2.700/kg, tidak sesuai dengan harga pupuk dan obat-obatan lainnya,” ujarnya.

Faisal Nasution mengharapkan pembinaan petani melenial lebih maksimal.

Dia membaca beritasore.co.id hasil wawancara dengan Wakil Bupati Madina  Azmi Utammi Nasution, B.App, Fin, M.Fin di Nagajuang, kemarin. Judulnya, Wabup Termuda Gerakkan Kaum Milenial Membangun Madina.

Wakil Bupati Madina  Azmi Utammi Nasution, B.App, Fin, M.Fin. beritasore/dok
Wakil Bupati Madina  Azmi Utammi Nasution, B.App, Fin, M.Fin. beritasore/dok

Bagi wakil bupati, memberdayakan kaum milenial menjadi salahsatu prioritas utama, yang sekarang tampil ke depan ambil peran masing-masing.

Petani milenial, misalnya, lanjut wakil bupati, pihaknya terus melakukan serangkaian pengkajian aturan sehingga lebih diberdayagunakan untuk petani milenial.

“Program ini juga masih dalam pembelajaran, sedang mempelajari aturan petani milenial, misalnya mampu memanfaatkan KUR dengan baik. Kami sedang mempelajari regulasi dan bagaimana diterapkan di Madina,” ujar Wabup termuda lulusan Master of Finance dari University of New South Wales Australia, 2017.

Milenial, lanjut Atika, sebagai change agent (agen perubahan), apa yang bisa dilihat di luar menjadi motivasi diterapkan di Mandailing Natal untuk kemaslahatan orang banyak. (Irham Hagabean Nasution)

 

 

 

 

 

 

 

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *