PANYABUNGAN (Berita): Sejumlah petani Mandailing Natal menyampaikan apresiasi kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Madina menurunkan personel berjibaku dan gerak cepat memperbaiki irigasi.
“Alhamdulillah, doa kami terkabul irigasi diperbaiki. Kami berharap, perbaikan irigasi ini segera rampung dan kami kembali beraktivitas.
Kami terhenti karena ketiadaan air di persawahan,” ujar Ali Nasution, petani warga Siabu, Jumat (3/3).
Dinas PUPR Mandailing Natal berupaya berjibaku dan gerak cepat mengatasi masalah irigasi muara Aeksibontar dan tanggul Aek Muarasada.
“Targetnya, untuk lokasi di muara Aeksibontar satu minggu, untuk di Muarasada tiga hari,” ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Madina Martua Batubara setelah mendapat informasi teknis dari Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Madina Elpianti Harahap, ST, kemarin
Dijelaskannya, pekerjaan pelurusan sungai 500 meter dan pemasangan bronjong 22 meter di Muara Aeksibontar untuk memperbaiki aliran air membuat banjir ke lokasi persawahan warga dan pemasangan tanggul di aek Muarasada untuk memperbaiki aliran air ke persawahan yang kering.

Balai Wilayah Sungai (BWS) untuk segera diperbaiki.beritasore/dok
Dua Irigasi Raksasa
Dua ‘irigasi raksasa’ bermasalah: siphon irigasi Batanggadis amblas, irigasi Batangangkola rusak parah. Kedua irigasi di tempat berbeda, tapi petani sama-sama tak bisa ‘nyawah’ karena lahan persawahan kekeringan berbulan-bulan. Petani nyaris putus asa.
“Irigasi Aek Batanggadis di lintasan Aekpohon sudah ditangani, yang belum masuk surat Pak Bupati irigasi Batangangkola karena sebenarnya beda UPT ya, itu wilayah kerja Tapsel, tapi walaupun begitu kita coba untuk bersurat juga mengenai wilayah Madina yang terdampak,” ujar Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Madina Elpianti Harahap, ST menjawab waspada.id dan beritasore.co.id melalui sambungan telepon seluler, Kamis (2/3) malam.
Dijelaskannya, perbaikan shipon dilakukan tim BWS dan juga PUPR Madina.
Sedangkan Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai (BBWS/BWS) adalah unit pelaksana teknis membidangi sumber daya air.
“PUPR Madina membantu,” ujar Elpianti. Untuk pembersihan dan penanganan sementara dan rutin, insya Allah akan selesai secepatnya, “Cuma memang untuk penanganan permanen harus menunggu anggaran dulu.”
Kadis PUPR Madina mengungkapkan, butuh proses dan prosedur administrasi.
“Info-info terkait irigasi rusak harus secepatnya disampaikan ke kami agar bisa segera ditindaklanjuti,” ujar Elpianti Harahap, ST, yang dipercaya menjadi pimpinan OPD Dinas PUPR Madina, belum lama ini.
Siphon (terowongan) kanan irigasi Batanggadis amblas di titik lintasan Sungai Aekpohon mengakibatkan petani Panyabungan sekitarnya menderita. Di Panyabungan, 772,6 ha sawah kekeringan dalam beberapa bulan terakhir.
Sedangkan saluran irigasi Batangangkola rusak parah di Desa Aekbadakjae, Kec. Sayurmatinggi, Kab. Tapanuli Selatan, mengakibatkan ribuan hektar sawah kekeringan di Kec. Siabu, Kab. Madina.
Apresiasi Langkah Pemkab
Ketua DPC PPP Madina Mhd Irwansyah Lubis, SH mengungkapkan, ini langkah awal yang baik dalam mengatasi irigasi bermasalah.
Patut diapresiasi langkah Pemkab Madina, kata dia, yang kabarnya telah mengambil langkah tepat menggunakan dana TT dalam mengatasi hal memang urgent dan sudah mendesak dalam memperbaiki irigasi dan pengairan lahan sawah masyarakat.
“Berikutnya, kita tunggu aksi Ibu Kadis PUPR dalam mencari solusi dan mengatasi irigasi Batanggadis (siphon Aekpohon) dan irigasi Batangangkola (Aekbadakjae). Semoga secepatnya dapat teratasi dengan baik,” ujar mantan anggota DPRD Madina. (irh)