Perang Yang Paling Berat, Perang Melawan Hawa Nafsu

  • Bagikan
Ustad Sali Simamora, khotib di Masjid Raya Gunung Tua Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara ( Paluta) Jum'at (31/03/2023). beritasore/Ist

PALUTA ( Berita): Ustad Sali Simamora, khotib di Masjid Raya Gunung Tua Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara ( Paluta) Jum’at (31/03/2023) Puasa ke 9, memasuki minggu kedua Ramadhan 1444 H/2023.

Puasanya seseorang tidak hanya berdampak baik bagi dirinya, melainkan juga untuk orang lain.

Mereka yang berpuasa dengan penuh keimanan, akan bertambah kepekaannya terhadap lingkungan sekitarnya.

Mengapa banyak orang bersedekah di bulan Ramadhan ? Hal ini membenarkan tentang hikmah puasa bagi diri sendiri dan lingkungannya.

Dengan puasa, kita bisa mengendalikan hawa nafsu. Sebab, mengontrol nafsu adalah jihad yang paling besar.

Hal ini pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW ketika pulang dari Perang Badar.

Ketika itu Rasul ditanya oleh seorang sahabat, setelah Perang Badar, apa perang yang paling berat ? Rasul menjawab, perang melawan hawa nafsu.

Jadi, kalau kita mampu membimbing nafsu kita, maka kita tidak akan menyakiti saudara kita, dan itu sering terjadi di bulan puasa.

Pada bulan Ramadhan 1444 H ini, mereka merasakan langsung bagaimana nasib fakir miskin ketika kelaparan, kehausan, bahkan tidak mampu menghidupi dirinya.

Jangan sampai umat Islam yang menjalankan puasa hanya mendapat lapar dan rasa haus saja. mereka luput mengambil pendidikan (hikmah) dari bulan Ramadhan akhir khutbahnya.(Ikh)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *