Ketua TP PKK Madina Kunjungi Produksi Batik Ecoprint

  • Bagikan
Teks foto Ketua TP PKK Madina Ny. Eli Mahrani membeli beberapa helai kain batik di runah produksi kain batik ecoprint di Desa Hutabargot Dolok, Kec Hutabargot, untuk dijahitkan baju Bupati Madina dan keluarga. beritasore/Ist

MADINA (Berita): Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kab. Mandailing Natal Ny. Eli Mahrani bersama rombongan, Sabtu (11/11), mengunjungi rumah produksi kain batik ecoprint di Desa Hutabargot Dolok, Kec Hutabargot.

Kunjungan itu dilakukan setelah Eli mendengar informasi mengenai rumah produksi digerakkan pemerintah kecamatan, desa dan PKK di wilayah tersebut.

Informasi diperoleh batik ecoprint merupakan salah satu jenis batik diproduksi menggunakan pewarna alami berasal dari tanin atau warna daun, akar atau batang yang diaplikasikan pada kain, setelah itu kain direbus.

Eli yang juga Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) itu mengapresiasi bentuk kerajinan yang baru dimulai sebulan belakangan itu.

“Sangat kreatif, saya apresiasi pemerintahan kecamatan, desa dan juga PKK atas inovasi batik ecoprint ini. Apalagi penggeraknya saya dengar dari Ibu PKK. Semoga menjadi contoh bagi desa dan kecamatan lainnya,” ujar Eli.

“Kita sangat mendukung kerajinan dan karya seperti ini. Ke depannya akan kita pantau dan kita dorong perkembangannya. Saya juga akan sampaikan kepada Bapak (Bupati) mengenai hal ini. Semoga dengan atensi kita bersama, program ini bisa sukses dan menjadi produk unggulan di kemudian hari,” pungkas Eli.

Dalam kesempatan tersebut Eli juga membeli beberapa helai kain sebagai bentuk dukungan terhadap kerajinan yang dana operasional serta pelatihannya itu dialokasikan dari Dana Desa.

“Ini saya beli beberapa helai juga, nantinya mau dijahit buat baju untuk bapak (Bupati), saya dan keluarga,” cetus Eli.

Ketika diwawancarai, Camat Miswar Husin menyebutkan, tenaga terampil diundang untuk melatih kaum ibu selama beberapa waktu.

“Baru tahap awal sih, ini tindak lanjut dari pelatihan yang kita adakan sebelumnya. Dananya bersumber dari dana desa,” ungkap Miswar.

“Bisa dibilang, ini baru tahap eksplorasi sumber daya, baik bahan maupun motif dan jenis kainnya. Saat ini baru ada tiga jenis kain yakni kain sutra, katin premis dan dobby. Bahan untuk motif batiknya berupa dedaunan tumbuhan itu diperoleh dari lingkungan sekitar,” pungkas Miswar. (irh)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *