TANGERANG (Berita) : Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) melalui program Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene Penyehatan Lingkungan untuk Semua (IUWASH PLUS) telah hadir selama lima tahun di Kabupaten Tangerang.
USAID IUWASH PLUS Dalam mendukung pemerintah meningkatkan akses air minum dan layanan sanitasi aman serta perbaikan perilaku hygiene bagi masyarakat miskin dan kelompok rentan di perkotaan.
Di Kabupaten Tangerang, program USAID IUWASH PLUS akan segera berakhir dimana hal ini ditandai dengan acara penutupan program USAID IUWASH PLUS wilayah Kab. Tangerang yang diselenggarakan secara hybrid yaitu pertemuan secara daring juga pertemuan tatap muka di Hotel JHL Solitaire, Gading Serpong, dihadiri bupati, perwakilan sektor swasta dan masyarakat dari kota dampingan, serta perwakilan pemerintah pusat dan USAID/Indonesia.
Dalam pelaksanaan program yang dimulai pada pertengahan 2016, USAID IUWASH PLUS memperkuat komponen-komponen kunci yang saling terkait dalam mendukung penyediaan layanan air minum dan sanitasi aman yang inklusif di perkotaan.
Komponen-komponen tersebut adalah: peningkatan layanan rumah tangga dan perilaku higiene, penguatan institusi lokal termasuk konservasi air tanah, penguatan pembiayaan sektor dan rumah tangga, serta memajukan advokasi, koordinasi dan komunikasi.
Selama lima tahun pelaksanaan, USAID IUWASH PLUS telah bekerja sama dengan pemerintah, sektor swasta, kelompok masyarakat, dan mitra lainnya di 35 kabupaten/kota di delapan provinsi, yaitu Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, dan Papua, serta dua daerah khusus, yaitu DKI Jakarta dan Kabupaten Tangerang.
Dalam sambutannya, Tri Dewi Virgiyanti, Direktur Perumahan dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas, menyampaikan komitmen kuat Pemerintah Indonesia dan peran USAID IUWASH PLUS akan kontribusinya dalam mencapai target.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) pada tahun 2030 mendatang. ‘USAID IUWASH PLUS telah mendukung komitmen Pemerintah Indonesia dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).
Tujuannya yakni memastikan ketersediaan dan manajemen air minum dan sanitasi aman yang berkelanjutan bagi semua. Komitmen ini juga diwujudkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yang menargetkan pencapaian 100 persen akses air minum layak, termasuk 15 persen air minum aman, dan 90 persen akses sanitasi layak, termasuk 15 persensanitasi aman pada lima tahun ke depan.
“Selama lebih dari lima tahun terakhir, kami telah bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mendorong kemandirian di sektor air minum, sanitasi, dan perilaku higiene,” kata Tri Dewi Virgiyanti.
Program ini telah mendorong peningkatan dalam akses air minum dan sanitasi, serta perilaku higiene. Berdasarkan data capaian USAID IUWASH PLUS per Agustus 2021 di Kabupaten Tangerang, sebanyak 46.555 orang mendapat layanan air minum layak melalui sambungan baru PDAM, 2.345 orang diantaranya dari kelompok penduduk dengan tingkat kesejahteraan 40 persen terendah (B40).
“Selain itu, 32,595 orang mendapat akses sanitasi aman dan 15,640 orang mendapat akses sanitasi layak, 14,210 orang di antaranya masuk dalam kelompok B40.’ ujar Brian Dusza, Direktur Kantor Lingkungan Hidup, USAID Indonesia.
Meskipun lima tahun bukan waktu yang panjang, kami melihat kolaborasi erat dengan mitra dan pendekatan unik USAID IUWASH PLUS telah menghasilkan banyak inovasi dan perubahan dalam penyediaan akses air minum dan sanitasi berkelanjutan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan kelompok rentan.
Dua regulasi baru telah terbentuk untuk mendukung pembangunan sektor WASH. Sejumlah Rp 27,1 miliar terkumpul dari berbagai pendanaan termasuk dari swasta untuk untuk mendukung perbaikan sektor WASH.
Sebanyak 18 pengusaha di bidang WASH telah didukung untuk penguatan kapasitas dalam menjalankan bisnisnya.
“Sejumlah perubahan tersebut tidak hanya terjadi di wilayah kerja USAID IUWASH PLUS tapi juga di luar daerah dampingan di Kab. Tangerang,’ ungkap Ahmed Zaki Iskandar, Bupati Tangerang.
drg. R. Vensya Sitohang, M.Epid, Direktur Kesehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan juga menekankan bahwa seluruh upaya pencapaian di atas dilakukan untuk menciptakan kemandirian masyarakat, pemerintah, sektor swasta, dan pihak terkait lainnya dalam meningkatkan akses air minum, sanitasi, dan perilaku higiene yang berkelanjutan.
Hal ini dalam rangka mendukung Kabupaten Tangerang menuju Kabupaten bebas dari buang air besar sembarangan atau open defecation free (ODF) di tahun 2025. (wie)