JAKARTA (Berita): Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) tetap di level 3,5 persen
“Rapat Dewan Gubernur memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5 persen,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Kamis (10/2).
Dengan demikian, suku bunga deposit facility tetap sebesar 2,75 persen dan suku bunga lending facility sebesar 4,25 persen.
Perry menyampaikan, keputusan bank sentral tersebut mempertimbangkan tingkat inflasi yang masih rendah, juga sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan terkendalinya inflasi, serta sebagai upaya untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi, di tengah tekanan eksternal yang meningkat,” jelasnya.
Di sisi global, Perry mengatakan bahwa perekonomian global tumbuh sesuai perkiraan, meski masih dibayangi risiko yang bersumber dari kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron dan normalisasi kebijakan moneter beberapa bank sentral.
Meski demikian, perekonomian global masih menghadapi ketidakpastian pasar keuangan yang meningkat, sejalan dengan rencana normalisasi negara maju,.
“Terutama Amerika Serikat dan negara di Eropa, meningkatnya penyebaran Covid-19 varian Omicron, serta meningkatnya tensi geopolitik, ” urai Perry.
Dari sisi domestik, lanjutnya, momentum perbaikan ekonomi nasional diperkirakan berlanjut pada 2022, melanjutkan pertumbuhan yang tinggi pada kuartal IV/2021 sebesar 5,02 persen secara tahunan.
Badan Pusat Statistik pun mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 3,69 persen pada 2021, jauh meningkat dibandingkan dengan periode 2020 yang terkontraksi -2,07 persen.
Tingkat inflasi pada Januari 2022 tercatat mencapai 0,56 persen secara bulanan atau 2,18 persen secara tahunan.
Menurut Perry, BI memandang, tingkat inflasi tahun ini akan tetap terkendali dan terjaga dalam sasaran target BI, yaitu pada kisaran 2 hingga 4 persen.(agt)