Tokoh Pantai Barat Dirikan STAIS Syekh Abdul Fattah Di Natal

  • Bagikan
Ir H. Hasrul Hasan, MM, Ketua Umum Yayasan Pendidikan Pantai Barat Madina, Riswan Chadrin, SE Sekretaris Umum YP2BM, Ariffuddin Tasmin, S.Pd, MM Sekretaris I YP2BM didampingi pengurus lain dalam satu pertemuan di Medan.beritasore/Irham Hagabean Nasution

MEDAN (Berita): Insya Allah, Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta (STAIS) Syekh Abdul Fattah didirikan di Natal, Pantai Barat, Mandailing Natal. Pendirian STAIS di Natal diprakarsai tokoh Pantai Barat.

“Kita rencanakan, mulai September 2023, mulai dua program studi Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Ekonomi Syariah. Mohon doa, semoga niat baik ini berjalan lancar,” ujar Ir H. Hasrul Hasan, MM, Ketua Umum Yayasan Pendidikan Pantai Barat Madina (YP2BM) di Medan, Selasa (7/2).

Didampingi Riswan Chadrin, SE (Sekretaris Umum YP2BM) dan Ariffuddin Tasmin, S.Pd, MM (Sekretaris I), Hasrul Hasan menambahkan, ke depan juga dibutuhkan pengembangan meningkatkan SDM putra-putri Pantai Barat seperti bidang kelautan, kehutanan dan perkebunan.

“STAIS Syekh Abdul Fattah didirikan di Natal untuk mendekatkan masyarakat ke Pantai Barat sehingga diharap lebih murah dan lebih mudah,” ujar Ketua Umum YP2BM yang juga mantan salahsatu direktur PT Inalum, yang dipadukan dengan sejumlah pengurus Yayasan YP2BM termasuk Sekretaris Umum Riswan Chadrin, SE, berokrat yang sudah malang melintang mendiduki jabatan strategis di Pemko Medan dan Pemprovsu.

Ir H. Hasrul Hasan, MM mengungkapkan, ada latar belakang mendirikan STAIS Syekh Abdul Fattah di Natal, karena kondisi sangat memprihatinkan, berdasarkan data BPS ternyata hanya 16% lulusan SLTA dari Pantai Barat Madina yang lanjut ke perguruan tinggi.

“Padahal, dulu banyak orang cerdas tingkat nasional berasal dari Pantai Barat Madina seperti Sutan Sjahrir (mantan Perdana Menteri RI), Sutan Takdir Alisjahbana (budayawan dan akademisi pendiri Universitas Nasional), Sutan Nur Alamsjah (mantan Jaksa Agung Muda Sumatera berkedudukan di Natal) dan lain-lain.

Ini, merupakan tanggungjawab meningkatkan SDM andal dan tangguh,” ujar Hasrul Hasan juga didampingi tim kerja YP2BM Azwin dan Rusman.

Ditambahkannya, ulama-ulama besar, dulunya banyak berasal dari Pantai Barat Madina, artinya, lanjut dia, bertekad mencetak ulama muda dan guru agama, cendekiawan berakhlaqul karimah, seperti Syekh Abdul Fattah, Syekh Abdul Rauf, Syekh Abdul Malik, dan lain-lain. “Ini, merupakan tanggungjawab sejarah.”

Sedangkan kondisi remaja Pantai Barat, kata Hasrul Hasan, ternyata ada yang telah terkontaminasi dekadensi moral, narkoba dan obat-obat terlarang, sehingga upaya untuk mencegah pengaruhnya dan juga merupakan tanggungjawab moral.

Di lain hal, Hasrul Hasan mengungkapkan, ternyata yang melanjutkan ke perguruan tinggi tersebut mayoritas anak lelaki, perlu upaya pemberdayakan kaum perempuan remaja dengan mendekatkan lokasi perguruan tinggi ke kampung.

“Ini, merupakan tanggungjawab memuliakan kaum perempuan,” ujar Ir H. Hasrul Hasan, MM, Ketua Umum Yayasan Pendidikan Pantai Barat Madina (YP2BM). (irh)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *