MEDAN (Berita): Masih tingginya angka COVID-19 di Indonesia, relawan Mutiara Jokowi Sumatera Utara meminta Presiden Jokowi tidak menggelar Upacara 17 Agustus 2021.
Selain tidak akan mengurangi rasa kebangsaan rakyat Indonesia, juga sebagai bentuk ketegasn pemerintah dalam menjalankan kebijakan terkait pandemi covid-19.
“Tahun Baru Islam digeser sehari, seluruh rakyat dilarang berkerumun tapi upacara dengan petugas Paskibraka cukup banyak digelar baik di Istana Negara maupun di seluruh propinsi dan kabupaten/kota.
Apa bisa menjamin tidak muncul klaster baru ?” Ujar Ketua DPD Relawan Mutiara Jokowi Sumatera Utara Samsul Fikri Pohan, didamping Ketua DPC Mutiara Jokowi Labuhan Batu, Bahana Surya Tarigan, SH, MKn saat ditemui di Kota Medan, Sabtu (14/8/2021).
Bagi Samsul, harusnya di tengah pandemik COVID-19, pemerintah bisa fokus pada penanganan dan menghindari kegiatan yang bisa multitafsir sehingga kepercayaan masyarakat makin rendah.
“Masyarakat sudah mengalami kesulitan hidup yang dahsyat. Terjadi perang opini dan konflik antar rakyat.
Tolong Presiden Jokowi melihat langsung ke bawah dan tidak hanya mendengar dari samping,” ungkapnya.
Cabut Mandat
Ditambahkan Bahana Surya Tarigan yang biasa dipanggil BST, para relawan sudah melihat banyak kebijakan tumpang tindih dalam penanganan covid-19.
Akibat kebijakan tumpang tindih itu, rakyat yang menjadi korban. Kebijakan terkesan pilih kasih dan tidak di atas kepentingan rakyat.
“Kami relawan yang setia kepada Presiden Jokowi sejak tahun 2014. Karena rasa cinta kamilah, maka kami menyampaikan ini secara terbuka.
Jika upacara 17 Agustus tetap diselenggarakan, kami akan mencabut mandat kami sebagai pemilih kepada bapak Jokowi, karena kami malu pada rakyat,” pungkas BST.
Namun, dukungan kepada Jokowi tidak serta merta fanatik sehingga tidak memberikan kritik jika ada kebijakan yang dinilai tidak memberikan keadilan.
“Kita tetap mendukung Jokowi. Jadi kami tak hanya memilih, tetapi turut menjaga amanah yang diberikan rakyat,” tegasnya.(lin)