MEDAN (Berita): Hampir sebagian besar hidup perempuan lebih banyak menggunakan air juga memahami tentang sanitasi aman sehingga bagi jurnalis perempuan tentu lebih tanggap terkait permasalahan akses air dan sanitasi aman.
Hal itu terungkap dalam media workshop “Peran Jurnalis Perempuan Menyuarakan Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi Aman” digelar di Hotel Four Points Sheraton Medan Jalan Gatot Subroto Medan Jumat (25/8).
Pesertanya sebagian besar dari jurnalis perempuan yang tergabung dalam Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sumut diketuai Nurni Sulaiman. Hadir Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Publik (Kominfo) Sumut diwakili Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Harvina Zuhra, Regional Manager USAID IUWASH Tangguh North Sumatra Regional Office (NSRO), Zulfa Ermiza
dan Kabid Pengarus Utamaan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Erni Hafsari Nasution.
Regional Manager USAID IUWASH Tangguh North Sumatra Regional Office (NSRO), Zulfa Ermiza mengatakan program USAID Indonesia Urban Resilient Water, Sanitation and Hygiene (USAID IUWASH Tangguh) mendukung upaya pemerintah dan berkolaborasi dengan sektor swasta untuk meningkatkan akses air bersih dan sanitasi yang aman bagi masyarakat rentan di perkotaan.
Dalam rangka membangun kesamaan pemahaman tentang isu air minum dan sanitasi aman yang inklusif maka USAID IUWASH Tangguh menggelar workshop yang melibatkan para jurnalis perempuan dan media di Regional Sumatera Utara.
Kegiatan ini dilakukan untuk mendorong pelibatan media, khususnya jurnalis perempuan, yang semakin intensif
dalam publikasi, edukasi, promosi, advokasi dan kampanye isu-isu terkait penyediaan dan peningkatan akses air minum dan sanitasi aman yang inklusif serta peningkatan kolaborasi media dengan pihak terkait.
Zulfa menambahkan lebih banyak terlibat dalam akses air minum dan sanitasi aman karena sebagian besar lebih banyak waktu perempuan di rumah melakukan aktivitas yang berkaitan dengan air.
Oleh karena itu, Zulfa meyakini perempuan selaku jurnalis juga lebih tanggap dalam hal terkait air dan sanitasi yang aman sehingga mampu menyuarakannya ke mawyarakat. USAID IUWASH Tangguh sendiri mendukung upaya pemerintah dan berkolaborasi dengan sektor swasta dan mitra lainnya dalam meningkatkan akses air minum dan sanitasi aman
Melalui kemitraan, pembiayaan dan data, program USaID IUWASH Tangguh akan mm mendukung 1,5 juta penduduk mendapatkan akses air minum aman dan 1 juta penduduk mempunyai akses sanitasi aman.
Secara nasional, program USAID IUWASH Tangguh bekerja di 10 provinsi dan 38 Kabupaten/kota. Di Sumut, bekerja di Kota Medan, Binjai, Pematangsiantar, Deliserdang dan Simalungun. Dari lima wilayah itu, Kota Medan mempunyai penduduk terbanyak yakni 2,4 juta jiwa tahun 2020. Di kota lainnya berkisar 300 ribu hingga 1,9 juta orang.
Pemprov Sumut, katanya, telah melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat melalui sistem penyediaan air minum (SPAM) regional yang melayani Mebidang (Medan, Binjai, dan Deliserdang). Menurutnya sumber air baku untuk PDAM/Perumda air minum perlu dilindungi, karena debit airnya mulai berkurang.
“Misal, kajian kerentanan mata air dan rencana mata air Sibolangit yang dilakukan program USAID IUWASH PLUS pada tahun 2020 menunjukkan bahwa debit mata air berkurang sebanyak empat liter per detik setiap tahun. Kajian ini diperkirakan bahwa permintaan air dari mata air ini akan melebihi pasokannya pada tahun 2026,” ujarnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sumut Ilyas S Sitorus diwakili Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Harvina Zuhra mengatakan media dan jurnalis berperan penting dalam menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat akan pentingnya akses air minum, sanitasi, juga ketersediaan sumber daya air.
Keterlibatan jurnalis perempuan diharapkan akan semakin intensif dalam publikasi, edukasi, promosi, advokasi, dan kampanye terkait penyediaan dan peningkatakan akses air minum dan sanitasi yang aman dan inklusif.
“Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan upaya advokasi, promosi, dan edukasi terkait pentingnya akses air minum dan sanitasi aman dan pengelolaan sumber daya air dengan meningkatnya dukungan media untuk menyebarluaskan informasi tersebut secara massif,” ujar Harvina.
Pelibatan Jurnalis Perempuan untuk menyuarakan isu air minum dan sanitasi sangat strategis. Ia menjelaskan bahwa perempuan berperan penting dalam pemenuhan penggunaan air dalam rumah tangga. Pasalnya perempuan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan domestik dan mencari sumber air bersih bagi keluarga.
“Karena itu perempuan dianggap menjadi kunci bagi pemenuhan air bersih di sejumlah wilayah,” ungkapnya. (wie)