MEDAN (Berita): PT Agincourt Resources (PTAR) senantiasa komit menjaga keanekaragaman hayati, selaras dengan praktik-praktik terbaik di industri dan meminimalkan risiko terhadap
Perusahaan dari isu-isu terkait keanekaragaman hayati.
Manager Enviromental PTAR Mahmud Subagya mengatakan hal itu pada talkshow
bertajuk “Menjalin Harmoni untuk Masa Depan Berkelanjutan” bersama narasumber lainnya Dr Onrizal dari USU bidang ekologi hutan tropis dan konservasi keanekaragaman hayati dengan moderator Mega Sihombing di hotel Adimulia Medan Kamis (6/3/2025) sore. Talkshow itu digelar PTAR disela acara buka puasa bersama wartawan.
Acara itu dihadiri Direktur PTAR Noviandri dan Senior Manager Corporate Communications PTAR Katarina Siburian Hardono.
“Melindungi keanekaragaman hayati merupakan fokus utama dari upaya pengelolaan lingkungan PTAR,” tegas Mahmud.
PTAR memastikan bahwa dampak terhadap keanekaragaman hayati yang terkait dengan kegiatan Perusahaan dapat diminimalkan melalui penerapan praktik-praktik terdepan di industri secara konsisten dalam pengelolaan keanekaragaman hayati dalam tahap pengembangan, operasi, dan penutupan proyek.
Menyetujui dan memberikan pengawasan serta dukungan terhadap rencana aksi tahunan untuk mendukung peningkatan berkelanjutan dalam pengelolaan keanekaragaman hayati di Tambang Emas Martabe.
“Memelihara rencana strategis keanekaragaman hayati PTAR dan memastikan implementasinya,” ungkapnya.
Perusahaan menyadari adanya dampak negatif terhadap aspek keanekaragaman hayati dari kegiatan operasional yang dijalankan. Namun demikian, Perusahaan secara berkala melakukan pengelolaan dampak terhadap keanekaragaman hayati yang terkait dengan pengoperasian Tambang Emas Martabe didasarkan pada hierarki mitigasi dan diselaraskan dengan praktik unggulan industri.
* Upaya Kolaboratif dalam Konservasi Keanekaragaman Hayati
Mahmud menyebut bekerja sama dengan Yayasan Scorpion Indonesia dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) untuk terus membantu upaya perlindungan dan konservasi di Tapanuli Selatan, termasuk membantu penyelamatan burung yang dilindungi seperti Red Lories (Eos bornea),
burung berparuh besar (Buceros sp.), dan Elang (Nisaetus cirrhatus).
Bekerja sama dengan peneliti terkemuka
Panel Penasihat Keanekaragaman Hayati dibentuk pada tahun 2019 oleh PTAR yang terdiri dari empat ilmuwan Indonesia yang bekerja secara independen.
Bekerja sama dengan kelompok tani hutan Mandiri Lestari & KLHK. Kerja sama dalam rehabilitasi lahan mangrove untuk penanaman dan perbaikan lahan mangrove di Tapanuli Tengah seluas 29 hektar.
Bekerja sama dengan Pantai Barat Camp Six
Pelestarian dan konservasi penyu di Muara Opu, Tapanuli Selatan. Bermitra dengan lembaga pendidikan.
“PTAR juga berkolaborasi dengan sejumlah universitas terkemuka di bidang pendidikan, sains, penelitian, dan konservasi,’ katanya.
Hal ini sangat penting dilakukan untuk memajukan pemahaman Perusahaan tentang konservasi keanekaragaman hayati. Sejumlah universitas tersebut yaitu Universitas Sumatera Utara (USU), Institut Pertanian Bogor, Universitas Nasional (UNAS), Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS), dan Universitas Aufa Royhan (UNAR) di Padangsidimpuan.
“Kolaborasi Program Konservasi Macaca Sp untuk penyelamatan diversitas dan ekologi melalui pembangunan Macaque Rescue Center,’ terang Mahmud.
Ke depan PTAR akan menerbitkan dua buku: (1) Jenis-Jenis Flora Ekosistem Batang Toru
Tambang Emas Martabe dan (2) Jenis-Jenis Fauna Ekosistem Batang Toru Tambang Emas
Martabe.
Selain inisiatif kolaboratif, PTAR menyelenggarakan kegiatan konservasi keanekaragaman hayati berskala besar dengan beberapa pihak eksternal. Upaya-upaya tersebut antara lain: Memperingati Hari Lingkungan Hidup dengan mengadakan serangkaian kegiatan untuk menciptakan budaya melestarikan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari di dalam site dan
lingkungan masyarakat sekitar.
PTAR melepaskan 28.600 benih ikan endemik di Sungai Batu Horing. Mendukung peresmian Pusat Penyelamatan Kera oleh Yayasan Scorpion Indonesia. Memproduksi 26.095 bibit lokal di fasilitas pembibitan, mereklamasi 4,72 hektar lahan dan menanam 8.105 bibit tanaman lokal di area asli untuk pengayaan spesies.
Menanam 2.732 kilogram tanaman penutup tanah dan telah mendistribusikan 26.990 bola benih untuk pengayaan spesies di area hutan asli.
“PTAR melakukan pemantauan air sungai Batang Toru secara berkala bersama dengan Tim Independen Pemantau Kualitas Air Sisa Proses Martabe,” kata Mahmud.
Menjaga Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati
Ia menambahkan perusahaan terus meningkatkan sistem operasi yang berkelanjutan dan mendukung kelestarian fauna dan flora endemik. Upaya melindungi keanekaragaman hayati, area bekas lahan tambang direhabilitasi dan direklamasi secara berkala.
Inisiatif keanekaragaman hayati lain yang dilakukan pada tahun lalu meliputi:
1. Melakukan site orangutan survey dan percobaan survei menggunakan drone
2. Melakukan kajian pembangunan research station
3. Melakukan kajian terkait biodiversity offset tahap kedua
4. Melakukan kajian, membangun dan instalasi arboreal bridge
5. Implementasi hasil studi mikoriza dalam kegiatan rehabilitasi
6. Meningkatkan kapasitas produksi pembibitan/nursery.
7. Pengayaan Meranti Tembaga yang Merupakan Spesies Endemik Status Endagered Pada Hutan
Original dengan Metode Nursery di Martabe Gold Mine
8. Pemanfaatan Katalis Mikoriza Arbuskula sebagai Rekayasa Growth Boosting pada Mekanisme Absorbsi Phospor Tanaman Kerdil Area Terdegradasi.
Sepanjang tahun 2024, sebanyak 21.095 seed ball diproduksi dan 29.183 benih pohon ditanam maupun ditebar di area reklamasi, area konservasi Aek Pahu, area konservasi TMF East dan area konservasi koridor fauna.
Terkait reklamasi, progress pada tahun 2024 mencapai 11,96 hektar sesuai dengan rencana reklamasi yang diserahkan kepada Kementerian ESDM.
Bersama para ahli bidang keanekaragaman hayati dan para pemangku kepentingan diputuskan untuk menetapkan area bekas TMF East tersebut dengan luas sekitar 100 hektar menjadi kawasan konservasi.
Bersama Tim Terpadu yang terdiri dari pemerintah kabupaten dan masyarakat desa lingkar tambang, PTAR terus memantau kualitas air sisa proses yang mengalir ke Sungai BatangToru.
“Sejak 2013 pemantauan dilakukan, kualitas air konstan di bawah ambang baku mutu yang
ditetapkan pemerintah,” tutup Mahmud. (wie)