Perbankan Sumut Tunjukkan Resiliensi

  • Bagikan

MEDAN (Berita): Sektor perbankan di Sumatera Utara terus menunjukkan resiliensi, terutama dengan adanya peningkatan modal dan kestabilan likuiditas hingga Februari 2025.

Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara Khoirul Muttaqien mengatakan hal itu Selasa (11/3/2025)

Muttaqien berbicara pada acara media update Industri Jasa Keuangan (IJK) yang digelar OJK bersama Forum Komunikasi IJK Sumut dan dihadiri media partner OJK Sumut di Menara Bank Mandiri Jalan Pulau Pinang Medan.

“Ketersediaan dana yang cukup dalam sektor perbankan dengan pusat operasi di Sumatera Utara menunjukkan tingkat likuiditas yang terjaga,” kata Muttaqien.

Rasio antara Alat Likuid dan Deposito Non-Core (AL/NCD) serta Alat Likuid dan Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat masing-masing sebesar 99,94 persen dan 18,85 persen, masih dalam level yang aman melampaui ambang batas yang kesehatan bank sebesar 50 persen dan 10 persen.

Hal ini menandakan tingkat kesiapan yang sangat baik untuk mengatasi kebutuhan transaksi masyarakat di Sumatera Utara.
Ketahanan modal juga tetap solid, terlihat dari rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) yang semakin kuat pada posisi Januari 2025 menjadi 30,76 persen (Desember 2024: 29,03 persen) untuk bank umum dan menjadi 29,05 persen (Desember 2024: 26,70 persen) untuk BPR.

“Situasi ini mengindikasikan bahwa jumlah modal perbankan masih mencukupi dalam menghadapi risiko potensial dan menjadi bantalan mitigasi risiko yang solid di tengah kondisi ketidakpastian global,” ujarnya.

DPK Perbankan

Muttaqien menambahkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan Sumut Rp324,32 triliun terus mengalami peningkatan meskipun dengan pertumbuhan yang cukup moderat.

Hingga Januari 2025, total DPK yang dihimpun mencapai Rp324,32 triliun, tumbuh 1,36 persen yoy. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan simpanan Tabungan sebesar 2,88 persen yoy serta Giro yang tumbuh 0,49 persen yoy. Dari sisi struktur, porsi terbesar DPK masih didominasi oleh Tabungan, yang berkontribusi 43,53 persen dari total DPK, diikuti oleh Deposito (40,00 persen) dan Giro (16,47 persen).

Pengembangan Sawit Rakyat

Muttaqien memaparkan inisiatif Kantor OJK Provinsi Sumatera Utara melalui program pengembangan komoditas sawit, baik dari sisi perkebunan rakyat melalui skema SERAYA (Skema Pengembangan Sawit Rakyat) maupun perkebunan korporasi, semakin memperkuat peran subsektor ini dalam mendorong penyaluran kredit produktif.

Sektor Listrik, Gas, dan Air mencatatkan pertumbuhan kredit yang tertinggi pada periode ini, mencapai 141,58 persen yoy, menjadikannya salah satu sumber utama pertumbuhan kredit di Sumatera Utara setelah sebelumnya memiliki pangsa yang tidak signifikan.

Lonjakan ini didorong oleh peningkatan investasi pada proyek subsektor Uap/Air Panas di Kabupaten Deli Serdang serta beberapa proyek ketenagalistrikan di Kota Medan yang membutuhkan pembiayaan besar.

“Pertumbuhan pesat di sektor ini mencerminkan peningkatan kebutuhan infrastruktur energi di Sumatera Utara, baik untuk mendukung industri maupun memperluas akses energi bagi masyarakat,” jelasnya. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *