MEDAN (Berita): Perbankan di Sumatera Utara pada 25 Maret 2025 berhasil menghimpun dana masyarakat berupa Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp329,53 triliun, kondisi ini meningkat 2,75 persen yoy.
“Dana Pihak Ketiga terus tumbuh, terbesar dari tabungan dan deposito,” kata Khoirul Muttaqien, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara kepada wartawan Senin (2/6/2025).
Ia menjelaskan tabungan tumbuh 3,25 persen yoy), dan deposito tumbuh 5,65 persen yoy. Komposisi DPK masih didominasi oleh Tabungan dengan kontribusi sebesar 43,19 persen, lalu Deposito sebesar 40,70 persen, dan Giro sebesar 16,10 persen.
Selain DPK, katanya ternyata kredit bank umum juga tumbuh 13,79 persen setelah pada bulan sebelumnya mencapai pertumbuhan tertinggi dalam lima tahun terakhir (Feb-25: 17,93 persen).
Capaian ini melampaui pertumbuhan kredit nasional (9,16 persen). Penyaluran kredit produktif mencapai Rp209,24 triliun atau 70,06 persen dari total portofolio kredit, dan dengan laju pertumbuhan sebesar 14,23 persen yoy.
Kredit Modal Kerja (46,34 persen dari total kredit) tumbuh 17,28 persen yoy di saat pertumbuhan kredit Investasi sebesar 8,71 persen (yoy). Pertumbuhan kredit produktif didorong oleh sektor Industri Pengolahan yang tumbuh sebesar 22,60 persen yoy, khususnya subsektor pengolahan minyak goreng kelapa sawit yang tumbuh sebesar 52,06 persen yoy.
Kredit di Sektor Pertanian dan Perkebunan juga tumbuh sebesar 24,81 persen yoy. “Pertumbuhan ini didorong oleh pembiayaan perkebunan kelapa sawit yang tumbuh 21,95 persen yoy,” terang Muttaqien.
Sektor Listrik, Gas, dan Air menjadi sektor dengan pertumbuhan kredit yang tertinggi pada Maret 2025 dengan pertumbuhan sebesar 144,80 persen yoy. Lonjakan ini didorong oleh peningkatan investasi pada proyek subsektor Uap / Air Panas di Kab. Deliserdang, beberapa proyek Ketenagalistrikan di Kab. Asahan dan Kab. Karo, serta Kota Medan yang membutuhkan pembiayaan besar.
Di sisi lain, total kredit UMKM mencapai Rp81,09 triliun, tumbuh 2,28 persen yoy, dan sebagian besar bersumber dari segmen Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang tumbuh 4,83 persen yoy.
Penyaluran kredit konsumtif mencapai Rp89,43 triliun, tumbuh 12,75 persen yoy yang didorong oleh peningkatan kredit rumah tangga lainnya dan multiguna (16,16 persen yoy), kredit kepemilikan rumah (KPR) sebesar (15,76 persen yoy) dan kredit kepemilikan kendaraan bermotor (12,85 persen yoy). Kualitas kredit perbankan terjaga rendah dan stabil.
Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) net sebesar 0,82 persen di saat NPL gross sebesar 1,72 persen. Loan at Risk (LaR) menurun menjadi 6,19 persen. Penurunan ini karena berkurangnya jumlah kredit restrukturisasi.
Data Maret 2025, Rasio Kecukupan Modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) bank umum tercatat sebesar 29,73 persen, sedangkan Bank Perekonomian Rakyat (BPR) sebesar 29,93 persen. Kondisi ini mencerminkan kapasitas permodalan yang semakin kuat mengantisipasi potensi risiko.
Rasio Alat Likuid terhadap Dana Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 115,49 persen dan 23,13 persen, juga masih di atas ambang batas minimal yang dipersyaratkan guna memenuhi kebutuhan transaksi masyarakat di daerah secara berhati-hati. (wie)