JAKARTA (Berita): Siapapun yang lewat di booth Provinsi Lampung akan tertarik menuju ke sana karena kain tapis sulam benang emas memikat hati, khususnya kaum perempuan.
Betapa tidak, warnanya yang keemasan menambah kain tapis itu seakan memanggil-manggil pengunjung untuk datang membelinya.
Kain tapis khas Lampung itu menjadi bagian dari pameran di ajang Festival Ekonomi Keuangan Digital (FEKDI) x Karya Kreatif Indonesia (KKI) yang digelar di Jakarta Convention Centre (JCC) 1 – 4 Agustus 2024.
“Kain tapis ini penuh sejarah. Sehingga banyak peminatnya,” kata Uly Istiqomah, Marketing Indah Tapis Lampung kepada wartawan Minggu (5/8/2024). mengatakan kain Tapis memang banyak peminatnya.
“Pada pameran ini saja sudah laku banyak. Pembeli yang sudah terlanjur tertarik terkadang tidak lagi melihat harga melainkan lebih pada ketertarikan mereka terhadap kain tapis yang penuh sejarah itu,” jelas Uly lagi.
‘Kain Indah Tapis Lampung’ berdiri sejak tahun 1998 dan menjadi binaan BI sejak tahun 2023. Kenapa banyak peminatnya?
Uly menyebut mengerjakan kain tapis butuh waktu sampai 5 bulan dan harga jual menjadi Rp6,5 juta. “Pokoknya lebih lama mengerjakan maka harga jualnya makin mahal juga. Ada yang sampai Rp20 juta lebih kain plus selendang. Paling murah Rp250 ribu,” tuturnya.
Kain Tapis itu merupakan sulaman tangan secara manual dari benang emas yang dibentuk secara detail di atas kain.
Uly mengatakan selain warnanya yang ngejreng keemasan, kain tapis juga memiliki nilai sejarah tersendiri khususnya bagi masyarakat Lampung.
Tapis merupakan seni kerajinan tradisional sulam benang emas pada kain berserat yang dilakukan oleh masyarakat Lampung. Waktu terus berlalu, regenerasi penenun tapis terus dijaga kelestariannya.
Penggunaan kata tapis pada mulanya tercatat dalam inskripsi Jawa abad ke-9 yang menunjuk pada suatu wastra atau kain tradisional yang kaya akan makna dan memiliki nilai yang tinggi, sehingga dijadikan persembahan atau hadiah dari raja-raja kepada penguasa.
Dalam bahasa Jawa kuno, ”apis” atau akar kata “tap”, bermakna susunan baik atau lajur demi lajur. Pada masa perdagangan tekstil di abad ke-16 dan 17, para pedagang Inggris, Portugis dan Belanda menyebut tekstil dengan ostilas tapes, taffes, tapes chindes. Sehingga saat inim tapis diartikan sebagai tenunan yang diberi hiasan atau ornamen yang disusun khusus dalam jalur-jalur horizontal.
Bagi orang Lampung, kain tapis merupakan kain adat yang digunakan sebagai busana untuk perempuan suku Lampung beradat Pepadun. Suku ini pun terus melakukan produksi dan mengembangkan seni tenun tradisional itu sebagai sarana perlengkapan hidup.
Motif kain tapis yang tersusun dari sulaman benang emas. Secara visual, kain tapis merupakan kain berserat dengan motif-motif hiasan dari benang emas dan perak yang ditempelkan dengan teknik menyulam atau dalam bahasa setempat disebut “nyucuk”. Menapis juga dimaknai sebagai bentuk menghalangi atau menutupi kain dengan benang.
Sebab keberagamannya, kain tapis terbagi menjadi Tapis Kaca, Tapis Jung Sarat, Tapis Raja Tunggal dan masih banyak lagi. Kain Tapis Jung Sarat, berasal dari suku Pepadun dan biasanya dipakai perempuan dalam acara adat. Jung Sarat diproduksi dengan memakai 1000 gram benang emas yang membentuk motif pucuk rebung dan motif belah ketupat.
Sementara Tapis Kaca berasal dari Kota Bumu, Lampung Utara. Tapis ini memiliki motif pucuk rebung, belah ketupat, bunga dan daun. Sebagai detail, terdapat tempelan-tempelan berbentuk bulat yang terbuat dari kaca.
Bagi orang Lampung, kain tapis dipercaya sebagai salah satu kerajinan seni tradisional yang bermakna untuk menyelaraskan kehidupan pada lingkungan dan kepada Tuhan Pencipta Alam. Kain yang telah disulam atau ditutupi benang juga dimaknai sebagai simbol pelindung bagi penggunanya dari setiap hal-hal kotor dalam kehidupan.
Acara FEKDI dan KKI itu digelar Bank Indonesia (BI) dan dibuka Presiden Joko Widodo Kamis (1/8/2024) didominasi ulos dan lagu Batak karena tuan rumah KKI tahun 2024 ini dari BI Provinsi Sumatera Utara.
BI Sumut sendiri pada KKI di JJC menampilkan 18 produk UMKM unggulan. Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut IGP Wira Kusuma di booth Sumut kepada wartawan Sabtu (3/8/2024) mengatakan UMKM unggulan itu seperti Ulos Sianipar, Dame Ulos dari Sibolga, ada hasil Tenun dari Toba, dan ada juga Kopi.
“Selain di sini tampil secara offline, juga pameran online dapat dilihat di karyawatifsumut.com. Sedangkan UMKM unggulan binaan BI di Indonesia dapat dilihat juga karyakreatifindonesia.co.id,” terang Wira. (wie)