MEDAN (Berita): Perkembangan pasar modal di Sumatera Utara, terdapat 3 perusahaan yang telah melakukan proses IPO di tahun 2022, sehingga secara total terdapat 11 perusahaan emiten di Sumatera Utara.
“Kinerja pasar modal di Sumatera Utara juga secara stabil turut menunjukkan pertumbuhan,” kata Sarjito, Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Senin (3/10/2022).
Sarjito mengatakan hal itu kepada wartawan pada acara Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) tahun 2022 Ngobrol Santai Bareng Wartawan di Hotel JW Marriott Medan.
Selain Sarjito, pembicara lainnya Direktur Statistik dan Informasi Pasar Modal OJK Muhammad Touriq, Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, I Gede Nyoman Yetna, dan Direktur 1 PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Antonius Herman Azwar. Moderator Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Kantor Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Untung Santoso.
Ia menjelaskan di Sumatera Utara per Agustus 2022, total rekening SID tercatat mencapai 435.621 rekening, tumbuh sebesar 51,47 persen dibanding tahun lalu.
Jumlah rekening ini terdiri dari rekening Reksadana sebanyak 403.967, rekening saham sebanyak 194.403, dan rekening Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 40.475.
Pertumbuhan rekening tertinggi terdapat pada Reksadana yaitu 57,08 persen yoy diikuti dengan Saham sebesar 40,41 persen yoy.
Adapun nilai transaksi saham selama tahun 2022 (Januari – Agustus) mencapai Rp102,60 triliun dengan rata-rata transaksi per bulan sebesar Rp12,82 triliun.
“Dengan perkembangan kinerja tersebut, diharapkan investor lokal dapat berperan aktif dengan memanfaatkan kesempatan yang ada,” katanya.
Dengan adanya program SEPMT ini, OJK berharap dapat mendorong peningkatan literasi dan inklusi di Pasar Modal Indonesia khususnya di Sumatera Utara sehingga masyarakat akan merasa aman dan nyaman dalam berinvestasi di Pasar Modal Indonesia.
Secara nasional, stabilitas kinerja pasar modal Indonesia sepanjang tahun 2022, masih mencatatkan pertumbuhan yang positif dan cukup menggembirakan.
Bahkan di kuartal II tahun 2022, pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun nilai kapitalisasi pasar telah menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah yakni IHSG di level 7.276,19 pada tanggal 21 April 2022 dan nilai kapitalisasi pasar menyentuh Rp9.555 triliun di tanggal 28 April 2022.
Per tanggal 30 September 2022, IHSG sudah kembali menguat dan berada pada posisi 7.040,79 poin atau naik sebesar 6,9 persen (ytd). Sementara itu, nilai market capitalization juga telah meningkat menjadi Rp9.238 triliun atau naik sebesar 11,9 persen (ytd).
Sepanjang tahun 2022, OJK telah mengeluarkan surat Pernyataan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum untuk 163 emisi yang terdiri dari 42 Penawaran Umum Perdana Saham, 21 Penawaran Umum Terbatas, 15 Penawaran Umum Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk, 85 Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk di tahap I dan tahap II, dengan total keseluruhan nilai hasil Penawaran Umum sebesar Rp172,73 triliun.
Dari 163 kegiatan emisi tersebut, 48 diantaranya adalah emiten baru (41 Emiten Saham dan 7 Emiten Obligasi/Sukuk).
Dari sisi demand, juga terjadi pertumbuhan yang sangat signifikan. Sampai dengan 29 September 2022, jumlah SID tercatat sebanyak 9,76 juta atau meningkat sebesar 30,45 persen dari akhir Desember 2021 hanya tercatat sebanyak 7,49 juta SID.
Meskipun beberapa indikator Pasar Modal menunjukkan peningkatan kinerja secara umum, namun kinerja Reksa Dana masih mengalami sedikit penurunan. Sampai dengan 23 Sep 2022, total NAB Reksa Dana menurun sebesar 6,63 persen dari Rp 578,44 triliun per 30 Desember 2021 menjadi Rp 540,07 triliun.
Sementara itu, total Asset Under Management juga mengalami penurunan sebesar 0,30 persen dari sebelumnya sebesar Rp 844,83 triliun menjadi Rp 847,37 triliun.
Selanjutnya, terkait dengan perkembangan Pasar Modal Syariah, pada tanggal 23 September 2022, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ditutup pada 210.09 poin naik sebesar 11,15 persen dibandingkan indeks ISSI pada 30 Desember 2021 sebesar 189,02 poin.
Beralih ke Sukuk Korporasi, jelas Mahendra, selama kurun waktu Januari sampai dengan 23 September 2022, terdapat penerbitan untuk 213 seri Sukuk Korporasi dengan total nilai sebesar Rp40.26 triliun.
Dibandingkan dengan data akhir tahun 2021 yang hanya menerbitkan Sukuk sebanyak 189 dengan total nilai emisi sebesar Rp 34,77 triliun.
Namun demikian, jumlah Reksa Dana syariah mengalami penurunan, dari sebelumnya 289 menjadi 272 per 23 September 2022.
Dalam rangkaian kegiatan SEPMT ini, OJK bersama SRO terus mendorong perusahaan potensial di wilayah Sumatera Utara untuk dapat memanfaatkan pasar modal sebagai salah satu alternatif sumber pendanaan perusahaan melalui IPO (go public).
“Go public memiliki banyak sekali manfaat bukan hanya semata-mata mengenai sumber dana namun untuk keberlangsungan usaha,” jelas Sarjito.
Bursa Efek Indonesia terbuka untuk seluruh jenis, ukuran, sektor usaha untuk memanfaatkan pasar modal sebagai rumah pertumbuhan.
Untuk mempermudah para pelaku usaha untuk go public, BEI menyediakan IDX Incubator yang akan mendampingi perusahaan mulai dari tahap persiapan hingga perusahaan tersebut dapat melantai di Bursa Efek.
‘Investor pasar modal tidak perlu merasa khawatir untuk berinvestasi di Pasar Modal. Pahami, punyai instrument investasinya dan pantau kondisi serta informasinya,” ungkap Sarjito.
BEI menyediakan berbagai upaya perlindungan Investor, diantaranya dengan memberikan notasi diletakkan di belakang ticker code perusahaan yang mencerminkan kondisi perusahaan. Selalu know behind the dot.
Salah satu nilai tambah keberadaan OJK adalah menjamin kegiatan di sektor keuangan selalu dilandasi dengan semangat untuk memberikan perhatian kepada Edukasi dan Perlindungan.
OJK selaku regulator sektor jasa keuangan terintegrasi terus melakukan upaya untuk senantiasa menjadi perlindungan konsumen sebagai isu strategis.
Salah satunya dengan pemberdayaan konsumen dan masyarakat (consumer empowerment) serta menjaga keseimbangan antara tumbuh kembangnya sektor jasa keuangan dengan perlindungan konsumen dan masyarakat.
Program Edukasi keuangan yang secara masif terus dilakukan oleh OJK antara lain simolek edutaiment, desaku cakap keuangan, literasi melalui organisasi perempuan, sobat sikapi, mahasiswa/pramuka sebagai agen literasi keuangan. Selain itu secara online, juga dilakukan sosialisasi untuk menggunakan learning management system.
Dengan adanya program SEPMT ini, OJK berharap dapat mendorong peningkatan literasi dan inklusi di Pasar Modal Indonesia khususnya di Sumatera Utara sehingga masyarakat akan merasa aman dan nyaman dalam berinvestasi di Pasar Modal Indonesia. (wie)