Makanan, Minuman Dan Tembakau Dorong Inflasi Sumut Juli 2021

  • Bagikan
Kepala Perwakilan BI Wilayah Sumatera Utara Soekowardojo. beritasore/ist
Kepala Perwakilan BI Wilayah Sumatera Utara Soekowardojo. beritasore/ist

MEDAN (Berita): Pada Juli 2021, Sumatera Utara mencatat inflasi sebesar 0,29 persen (mtm), meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 0,03 persen (mtm).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara Soekowardojo Jumat (6/8/2021) mengatakan satu  kota Indeks Harga Konsumen (IHK) lainnya yaitu Pematangsiantar terpantau deflasi sebesar -0,03 persen (mtm).

Sementara itu 4 kota lainnya mengalami inflasi yaitu Sibolga 0,62 persen (mtm), Padangsidimpuan 0,18 persen (mtm), Gunung Sitoli 0,52 persen dan Medan 0,31 persen (mtm).

Kenaikan laju inflasi utamanya disebabkan inflasi yang terjadi pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dengan aneka cabai dan kacang panjang menjadi sumber utamanya.

Apresiasi harga aneka cabai dipengaruhi telah berakhirnya panen raya di sentra produksi di Kabupaten Batu Bara dan Provinsi Aceh di tengah distribusi pasokan yang sedikit terhambat karena penerapan PPKM Level 4 di Kota Medan.

Di tengah kenaikan harga pada aneka cabai, sejumlah komoditas seperti daging ayam ras, emas perhiasan, dan ikan dencis menjadi penahan laju inflasi.

Harga daging ayam ras mengalami normalisasi (penurunan) setelah sebelumnya meningkat akibat kenaikan harga pangan.

Selain itu, peningkatan produksi dari sentra produksi Kabupaten Deliserdang dan penurunan permintaan dari sektor horeka (hotel, restoran, dan kafe) ikut menjadi pendorong penurunan harga daging ayam ras ditengah penerapan PPKM Level 4 di Kota Medan.

Namun demikian, secara umum perkembangan harga 10 komoditas pangan strategis pada Juli 2021 masih berada pada range 3 tahun terakhir (2018-2020) seperti komoditi daging ayam, cabai merah, cabai rawit, bawang putih, bawang merah, dan gula pasir.

Sementara itu harga telur ayam telah berangsur turun seiring dengan normalisasi produksi dan permintaan meski masih berada di atas range dipicu harga pakan ternak yang masih tinggi.

“Sementara komoditi minyak goreng terus mengalami kenaikan sejalan dengan apresiasi harga CPO global yang masih terus berlanjut,” katanya.

Ke depan inflasi 2021 diperkirakan akan lebih tinggi dari tahun sebelumnya dan berada pada rentang target nasional 3 persen ±1 persen dengan potensi bias bawah.

Kenaikan inflasi tersebut didorong oleh pemulihan ekonomi nasional yang didukung program vaksinasi, serta potensi peningkatan perekonomian dari digiatkannya sektor otomotif, hotel, restoran, dan kafe.

Inflasi Juli 2021 di Sumut tercatat Provinsi Sumut: 0,29 persen, lebih tinggi dari nasional 0,08 persen.

Secara tahunan, inflasi Sumut 2,24 persen, juga lebih tinggi dari nasional 1,52 persen. Secara tahunan, inflasi Medan: 2,04 persen, Pematangsiantar: 3,90 persen, Sibolga 3,78 persen, Padangsidimpuan: 2,24 persen dan Gunung Sitoli 3,91 persen.

Komoditas penyumbang inflasi Provinsi Sumut Juli 2021, cabai merah 0,259 persen, cabai rawit  0,060 persen, kacang panjang  0,036 persen, cabai hijau  0,028 persen dan Ikan asin teri  0,023 persen.

Sedangkan komoditas penyumbang deflasi Provinsi Sumut Juli 2021 yakni daging ayam ras  -0,097 persen, emas perhiasan  -0,025 persen, ikan dencis -0,021 persen, udang basah -0,017 persen dan minyak goreng  -0,017 persen. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *