JAKARTA (Berita): Head of Invesment Research PT Indovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, kenaikan tingkat suku bunga The Fed yang naik memicu inflasi di Amerika Serikat (AS) hingga capai 8 persen.
“Inflasi tersebut juga di dukung naiknya harga bahan bakar minyak (BBM), upah tenaga kerja dan harga bangunan,” terangnya di sela acara Unitlink Award, Kamis (21/4).
Menurutnya, masih adanya masalah politik perang antara Ukraina dan Rusia yang terus berlanjut, hal ini membuat harga-harga komoditas dan energi sulit turun.
Dia jelaskan, di Amerika Serikat banyak yang berpendapat bahwa suku bunga diperkirakan akan berada minimal 2,5 – 3 persen, maka akan menggambar inflasi sekitar 8 persen. Namun yang pasti bahwa Indonesia harus terus mengantisipasi kenaikan suku bunga the Fed tersebut.
Wawan memperkirakan Indonesia kemungkinan akan ada penyesuaian suku bunga dasar. Namun berapa kenaikannya akan menjadi wewenang bank sentral.
Tapi dia perkirakan untuk inflasi di Indonesia saat ini kurang dari 3 persen. Bahkan hingga akhir tahun diperkirakan inflasi pada kisaran 3-4 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2022 dibanding tahun lalu juga terus naik menjadi 5 persen.
“Di tahun depan saya kira masih juga levelnya segitu, itu masih lebih tinggi dari negara-negara lain,” imbuhnya.
Unitlink Award
Dalam kesempatan diskusi tersebut, Ketua Dewan Juri Unitlink Award 2022 yang merupakan Direktur Utama PT Media Asuransi Indonesia Mucharor Djalil mengatakan, pihaknya untuk pertama kalinya memberikan penghargaan Unitlink Award 2022 kepada industri asuransi jiwa.
Dari 480 produk unitlink dari 28 perusahaan asuransi jiwa yang berhasil lolos dalam pemeringkatan untuk memperebutkan predikat unitlink berkinerja investasi terbaik tahun ini.
Dewan Juri Unitlink Award 2022 Media Asuransi terdiri dari: Mucharor Djalil (Ketua Merangkap Anggota), Tri Djoko Santoso (Anggota) dan Wawan Hendrayana (Anggota), memutuskan 3 syarat sebuah unitlink dapat diikutkan dalam pemeringkatan kali ini.
Pertama, produk tersebut sudah ada (dipasarkan) selama 2 tahun terakhir atau paling lambat pada tanggal 30 Desember 2019 dan masih dipasarkan hingga tanggal 30 Desember 2021.
Kedua, selama 2 tahun tersebut, 30 Desember 2019 hingga 30 Desember 2021, produk tersebut tidak menunjukkan anomaly pergerakan atau pertumbuhan NAB.
Ketiga, perusahaan yang memiliki atau memasarkan produk tersebut tidak terlibat kasus hukum yang telah diputuskan oleh pengadilan dan berkekuatan tetap/mengikat atau tidak mendapat sanksi Pembekuan Kegiatan Usaha (PKU) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)..
“Selama dua tahun terakhir, kinerja produk unitlink dari sisi investasinya dikaji oleh Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA).
Hasilnya ada 12 kelompok fund produk unitlink dari perusahaan asuransi jiwa, yang kinerja investasinya dapat dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Dewan Juri Unitlink Award 2022 Media Asuransi juga memutuskan untuk mengelompokkan produk unitlink yang ada berdasar jenis fund masing-masing.
Pengelompokan ini untuk membuat penilaian menjadi lebih fair, karena masing-masing produk dibandingkan dengan produk lain yang memiliki karakteristik serupa. (agt)