Investor Saham Didominasi Gen Z

  • Bagikan
Oplus_131072

MEDAN (Berita): Golongan umur, distribusi rekening Single Investor Identification (SID) atau nomor ID Investasi terbesar di Sumatera Utara terdapat pada golongan umur 18 sampai 25 tahun atau lebih dikenal dengan demografi generasi Z, yaitu sebesar 33,92 persen dari total SID

“Diikuti dengan golongan umur 26 sampai 30 tahun yang merupakan irisan antara generasi Z dan generasi Y (milenial), yaitu sebesar 23,52 persen,” kata Khoirul Muttaqien, Kepala Kantor Perwakilan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Utara Selasa (11/3/2025).

Muttaqien mengatakan itu pada pemaparannya terkait update Industri Jasa Keuangan (IJK) Sumut bersama Forum Komunikasi (Forkom) IJK Sumut dan media partner OJK di Menara Bank Mandiri Jalan Pulau Pinang Medan

Selanjutnya, untuk golongan umur 31 sampai 40 atau generasi Y memiliki porsi sebesar 24,19 persen dan untuk golongan umur 41 sampai 100 atau campuran antara generasi X dan generasi baby boomer memiliki porsi paling kecil yaitu sebesar 18,37 persen.

Distribusi ini mencerminkan peran dominan generasi muda, terutama generasi Z yang tumbuh di era digital, dalam ekosistem pasar modal di Sumatera Utara, Hal ini menunjukkan bahwa demografi muda menjadi kunci penggerak utama pertumbuhan pasar modal di Sumatera Utara.

Jumlah saham yang dimiliki oleh investor (kepemilikan saham) di Sumatera Utara bertumbuh 6,16 persen secara yoy. Dilihat berdasarkan jenisnya, dengan kepemilikan saham dari investor berjenis institusi/perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 53,40 persen yoy.

Aktivitas perdagangan saham di Sumatera Utara sepanjang 2024 mencatat tren peningkatan yang konsisten, terutama sejak Juni 2024, mencerminkan semakin tingginya partisipasi investor di pasar modal.

Pada Desember 2024, total nilai transaksi jual dan beli saham mencapai Rp17,21 triliun, menjadikannya bulan dengan nilai transaksi tertinggi dalam dua tahun terakhir. Secara kumulatif, nilai transaksi saham sepanjang Januari hingga Desember 2024 tercatat sebesar Rp111,03 triliun, tumbuh 17,69 persen dibandingkan 2023 yang mencatatkan nilai transaksi Rp94,34 triliun.

Peningkatan ini mencerminkan optimisme investor yang semakin kuat terhadap prospek pasar modal di tengah stabilitas makroekonomi dan tren suku bunga yang lebih akomodatif.

Kebijakan Bank Indonesia yang mulai menjaga suku bunga acuan tetap stabil, serta pertumbuhan ekonomi yang solid di kisaran 5 persen memberikan dorongan bagi pasar saham. Selain itu, akselerasi digitalisasi layanan investasi dan kinerja positif beberapa sektor unggulan seperti energi, perbankan, serta konsumer turut mendukung peningkatan aktivitas perdagangan saham. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *