JAKARTA (Berita): PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendorong peningkatan inklusi keuangan syariah, khususnya di pasar modal syariah.
BSI berkolaborasi dengan sejumlah manager investasi di Indonesia meluncurkan enam produk reksa dana syariah untuk meningkatkan minat masyarakat berinvestasi di pasar modal syariah.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna Rabu (25/10) mengatakan, BSI berkolaborasi dengan Mandiri Manajemen Investasi, Bahana TCW Investment Management, BNP Paribas Asset Management, Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Manulife Aset Manajemen Indonesia, Sucorinvest Asset Management, dan Trimegah Asset Management untuk bersama-sama memperluas inklusi keuangan syariah di pasar modal.
Keenam produk reksa dana syariah tersebut yakni Trimegah Kas Syariah, TRIM Syariah Berimbang, TRIM Syariah Saham, Sucorinvest Sharia Money Market Fund, Sucorinvest Sharia Sukuk Fund, dan Batavia Dana Saham Syariah.
“Keenam produk tersebut termasuk dalam kelas aset reksa dana syariah pasar uang, reksa dana syariah pendapatan tetap, reksa dana syariah campuran dan reksa dana syariah saham. Produk terbaru tersebut menambah produk – produk reksa dana syariah di BSI,” kata Anton, dalam acara Market Outlook 2024 yang bertema “Finding Silver Linings in A Year of Uncertainty” di The Langham Hotel Jakarta, Rabu (25/10).
Dia menambahkan, peluncuran produk terbaru reksadana syariah ini adalah bentuk komitmen BSI untuk hadir sebagai sahabat finansial, spiritual, dan sosial bagi nasabah.
Dia juga meyakini, penambahan produk terbaru reksadana syariah ini juga dapat melengkapi kebutuhan dan memberikan lebih banyak pilihan kepada nasabah yang akan berinvestasi syariah khususnya dalam instrumen reksadana.
Sebelumnya, BSI juga sudah memiliki dan memasarkan beberapa produk reksa dana syariah. Dengan peluncuran produk terbaru reksadana syariah ini, BSI total memasarkan lebih dari 20 produk reksa dana syariah dengan berbagai kelas aset sesuai profil risiko dan kebutuhan nasabah.
“Reksa dana syariah ditargetkan untuk segala profil nasabah. Hal ini karena reksa sana syariah di BSI terdiri dari berbagai kelas aset yang dapat disesuaikan sesuai kebutuhan, goal, dan profil risiko nasabah melalui produk – produk tersebut. Dengan itu nasabah dapat meraih berkah melalui investasi reksa dana syariah,” tuturnya.
Beberapa keunggulan reksadana syariah di BSI yakni dikelola oleh manajemen investasi yang profesional, likuiditas tinggi karena dapat dicairkan kapan saja, transparansi perkembangan investasi, dan dijamin sesuai syariat oleh DSN – MUI.
Ia mengatakan untuk nasabah yang tertarik membeli reksadana di BSI dapat dilakukan melalui cabang terdekat dengan investasi mulai dari Rp100 ribu.
“Saat ini BSI sedang melakukan pengembangan sistem untuk dapat melakukan transaksi reksadana secara digital, sehingga kedepannya nasabah dapat bertransaksi secara digital,” ujarnya.
Anton menyebut reksadana syariah, khususnya reksadana pasar uang, masih menjadi instrumen investasi yang menarik di tengah kondisi ekonomi dan politik yang tidak menentu pada 2024.
Oleh karena itu, BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia senantiasa memberikan layanan dan produk terbaik bagi setiap nasabah. “Kami mencoba untuk memberikan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari nasabah, baik secara finansial maupun spiritual bahkan sosial,” katanya.
Bank Syariah Indonesia ingin memberikan insight kepada nasabah prioritas dan membicarakan tentang kondisi ekonomi dunia serta Indonesia pada 2024, termasuk menyusun strategi investasi berkelanjutan yang manfaatnya tidak hanya untuk saat ini, namun juga untuk generasi mendatang.
Adapun, BSI Prioritas dilengkapi fasilitas yang dapat dinikmati oleh nasabah yaitu konsultasi ZISWAF dan waris, konsultasi overseas education, konsultasi pajak, wealth advisory oleh wealth specialist dan layanan ekslusif lainnya.
Dalam acara market outlook ini, Komisaris Utama BSI Muliaman D Hadad memaparkan proyeksi ekonomi dan dunia investasi Indonesia hingga akhir 2023, khususnya di tengah situasi politik pemilihan umum.
Menurutnya, kinerja sektor perbankan syariah yang masih menjadi salah satu sektor yang akan resisten di tengah gejolak ekonomi domestik dan dunia yang tidak menentu.
Hal ini ditunjukkan dengan kinerja industri perbankan syariah yang tetap tumbuh positif selama tahun 2023, bahkan melebihi pertumbuhan nasional.
Muliaman mengatakan pertumbuhan aset, pembiayaan, dan dana pihak ketiga (DPK) menjadi salah satu faktor penopang pertumbuhan positif industri perbankan syariah di tahun 2023 ini.
Pertumbuhan aset perbankan syariah tumbuh 2,53 persen secara year to date (YtD), di saat perbankan nasional malah mengalami penurunan sebesar 0,5 persen YtD.
Hal yang sama juga terjadi pada pembiayaan dan penerimaan DPK. Pembiayaan di sektor perbankan syariah tumbuh 6,95 persen YtD melebihi perbankan nasional yang tumbuh 3,66 persen YtD. Sementara penerimaan DPK perbankan syariah naik 0,98 persen YtD, di saat perbankan nasional turun 1,29 persen YtD,” papar Muliaman. (wie)