JAKARTA (Berita): PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kembali menorehkan prestasi gemilang di level global. Perseroan masuk dalam jajaran World’s Most Trustworthy Companies 2024 kategori Bank dari majalah Newsweek. BSI berada di urutan 30 dari 66 bank di seluruh dunia yang masuk dalam kategori tersebut.
Siaran pers yang diterima dari BSI di Jakarta menyebutkan hal itu Kamis (19/9/2024).
Terkait pencapaian ini, Direktur Utama BSI Hery Gunardi bersyukur karena di usianya yang masih muda yaitu 3 tahun, Perseroan mendapatkan apresiasi internasional dalam hal kepercayaan.
Torehan tersebut tidaklah mudah karena penilaian Newsweek terkait dengan pengakuan terhadap perusahaan yang telah mendapatkan kepercayaan dari konsumen, investor, dan karyawan.
Kepercayaan tersebut berdasar pada produk yang berkualitas, kesejahteraan karyawan dengan upah yang adil, dan kepemimpinan/manajemen yang efektif. Oleh karena itu, Hery mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder yang telah memberikan amanah terbaik untuk diemban BSI.
“Alhamdulillah di usianya yang ke-3 BSI masuk dalam jajaran bank global yang terpercaya. Kami berterima kasih kepada seluruh stakeholder atas kepercayaan dan amanahnya yang insyaAllah akan terus kami jaga melalui kinerja berkelanjutan. Masuknya BSI dalam World’s Most Trustworthy Companies 2024 kategori Bank ini sejalan dengan berbagai prestasi Perseroan yang tentunya berasal dari kepercayaan seluruh stakeholder,” kata Hery.
Seperti diketahui, BSI saat ini merupakan bank syariah dengan customer base terbesar di dunia. Customer base BSI kini menembus 20,46 juta, tumbuh 6,05 juta dalam 3 tahun terakhir atau sejak awal merger pada Februari 2021. Di pasar modal, saham BSI (BRIS) pun memiliki tren positif. Setidaknya pada perdagangan Selasa (17/9/2024) BRIS mencapai all time high (ATH) di level harga Rp3.180 per lembar saham.
Saham BRIS sudah ditransaksikan sebanyak 20.278 kali dengan volume sebesar 109,67 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp338,29 miliar. Adapun kapitalisasi pasar BRIS pada periode tersebut mencapai Rp143,46 triliun.
Pencapaian ini menempatkan BRIS di peringkat 13 kapitalisasi saham terbesar di Index Harga Saham Gabungan (IHSG). Melalui catatan positif itu pula menempatkan BSI pada peringkat 9 kapitalisasi pasar terbesar bank syariah secara global, di bawah Bank Albilad dan Dubai Islamic bank.
Kepercayaan investor terhadap BRIS di pasar modal tak terlepas dari kinerja fundamental yang kuat. Kinerja BSI hingga Semester I/2024 sangat moncer. Total aset BSI mencapai Rp361 triliun, terbesar keenam di industri perbankan Tanah Air. Dana pihak ketiga (DPK) berupa tabungan yang dihimpun BSI mencapai Rp129 triliun, terbesar kelima dengan pertumbuhan tertinggi di industri perbankan Indonesia yaitu 16,09 pereen
Net interest margin (NIM) yang dibukukan BSI pada periode tersebut juga sangat meyakinkan bagi bank yang usianya cukup muda yaitu sebesar 5,51 persen. Persentase tersebut terbesar ketiga di industri perbankan Tanah Air. Pun demikian dengan cost of fund (CoF) BSI berada di peringkat tiga terkecil yaitu sebesar 2,5 persen. Sedangkan net profit berada di urutan kelima terbesar Rp3,39 triliun dengan pertumbuhan tertinggi yakni 20,28 persen.
“Kinerja positif yang dibukukan BSI ini dibandingkan dengan industri perbankan Indonesia secara keseluruhan, yang membuktikan kinerja BSI sangat terjaga meski perusahaan masih berusia muda. Dan insyaAllah kami akan terus bertumbuh karena potensi Indonesia dengan penduduk mayoritas muslim salah satu terbesar di dunia yaitu sekitar 239 juta jiwa. Potensi di Indonesia tersebut sangat besar bagi BSI,” ujarnya.
Indonesia sendiri memiliki pontensi industri halal sektor riil yang sangat besar yang dapat digarap BSI pada masa mendatang, yaitu mencapai 264,92 miliar dolar AS. Dari jumlah tersebut sebesar 209,04 miliar dolar AS terdapat di industri makanan dan minuman. Potensi terbesar kedua terdapat di industri fesyen serta halal media dan rekreasi yang nilainya sama yaitu sekitar 19,25 miliar dolar AS. Sisanya adalah travel halal, farmasi halal dan kosmetik halal.
Hery pun menegaskan, apresiasi pemeringkatan dari Newsweek salah satunya tak terlepas pula dari kemampuan BSI dalam menjalankan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dengan baik. “Penerapan prinsip GCG merupakan pilar fundamental dalam komitmen BSI untuk mengelola bisnis secara etis dan berkelanjutan. BSI senantiasa menempatkan kebijakan tata kelola sebagai salah satu strategi keberlanjutan Perseroan,” kata Hery.
Sementara dalam pengelolaan GCG, BSI berkomitmen bahwa kepatuhan terhadap peraturan baik dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta peraturan perundang-undangan lain, wajib dilaksanakan oleh Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh pegawai dalam organisasi bank.
Hal tersebut jelas membentuk etos kerja yang positif yang berimplikasi terhadap kepercayaan stakeholder. Untuk menerapkan fungsi kepatuhan maka perseroan telah membentuk Satuan Kerja Kepatuhan yang independen terhadap satuan kerja operasional.
Adapun Newsweek adalah majalah berita mingguan terkemuka yang diterbitkan di New York City, Amerika Serikat dan terbit secara global. Newsweek menyebut 95 persen eksekutif bisnis merasa organisasi memiliki tanggung jawab untuk membangun kepercayaan, menurut survei PWC 2024. Di sisi lain, kepercayaan sedang menurun di berbagai industri, terkait disrupsi digital dan kurangnya transparansi pemasaran dalam ekonomi global yang sangat dinamis.
Oleh karena itu, kepercayaan menjadi lebih berharga dari sebelumnya. Newsweek mencatat ada 1.000 perusahaan dalam pemeringkatan yang sama dari 23 industri di 20 negara. Pemeringkatan ini didasarkan pada survei independen terhadap lebih dari 70.000 peserta dan 230.000 evaluasi dari pelanggan, investor, dan karyawan. Peringkat ini juga mencakup “social listening”, hingga analisis penyebutan perusahaan di seluruh platform sosial. (wie)