MEDAN (Berita): Prospek investasi yang menjanjikan terlihat dari realisasi foreign direct investment (FDI) atau investasi asing di Sumatera Utara pada triwulan III tahun 2023 tumbuh 35,44 persen (yoy) atau sebesar 263,85 juta dolar AS.
Hal itu dikatakan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti pada acara North Sumatera Invest (NSI) Day 2023 di hotel JW Marriott Medan Senin (6/11). Destry Keynote Speech NSI Day 2023: Enhancing North Sumatra Economic Growth through Sustainable Investment and Financial Inclusion.
Hadir di sana Pj Gubsu Hassanudin, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provonsi Sumatera Utara, IGP Wira Kusuma, Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara, Arief Sudarto Trinugroho dan undangan lainnya.
Bila dilihat lebih panjang, rata-rata pertumbuhan ekonomi Sumut selama 5 tahun terakhir (2018-2022) juga sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Nasional sebesar 3,3 persen..
Selain memiliki posisi geografis yang strategis sebagai pusat perdagangan Indonesia wilayah barat, Sumut juga menjadi salah satu provinsi terdepan dalam kesiapan infrastruktur
berteknologi tinggi untuk mendukung industri yang berkelanjutan.
Salah satu bentuk nyata adalah fasilitas pengolahan limbah terpadu di Kawasan Industri Medan di Deli Serdang, yang telah diresmikan sejak tahun 2021.
“Kualitas SDM di Sumut juga terus menunjukkan perbaikan,” ungkap Destry.
Nilai Indeks Pembangunan Manusia tahun 2022 tercatat 72,71; naik 71 bps dibanding tahun sebelumnya. Lebih dari 67 persen yoy penduduk Sumatera Utara juga adalah para generasi produktif (15-64 tahun).
Bank Indonesia (BI) menggelar North Sumatra Invest (NSI) Day 2023. Dengan mengangkat tema “Enhancing North Sumatra Economic
Growth through Sustainable Investment and Financial Inclusion”, acara ini merupakan puncak dari promosi investasi di Sumatera Utara.
Promosi investasi yang dilakukan juga tentu
mempertimbangkan investasi dan keuangan yang berkelanjutan. Sehingga berfungsi sebagai katalisator baru untuk pertumbuhan
ekonomi di wilayah ini.
Menurutnya, pertumbuhan tersebut didukung oleh realisasi investasi di sektor listrik, gas, dan air sebesar 90,27 juta dolar AS. Sektor industri dan makanan sebesar 55,2 juta dolar AS.
“Di tengah berbagai ketidakpastian
global, kami yakin bahwa investasi di Sumatera Utara belum kehilangan gaungnya, baik kepada investor domestik dan asing,” katanya.
Menurut Kementerian Investasi, kata Destry, Indonesia mencatatkan investasi asing sebesar Rp363 triliun rupiah (sekitar 23 miliar dolar AS) dan investasi domestik sebesar Rp315 triliun (sekitar 20,4 miliar dolar AS) sepanjang semester pertama tahun 2023.
Capaian tersebut masih sejalan dengan tren pemulihan paska Covid dimana pada tahun
2022, investasi asing dan domestik mencapai 80 miliar dolar AS.
“Kami berkeyakinan bahwa investasi di Sumatera Utara akan terus meningkat. Hal ini mengingat pertumbuhan ekonomi Sumut
yang berjalan on track,” katanya.
Ia menyebut pada triwulan 2 tahun 2023, Ekonomi Sumut tumbuh 5,19 persen (yoy), lebih tinggi dari perekonomian nasional yang tumbuh sebesar 5,17 persen.
“Pelaksanaan NSI tahun ini merupakan yang kedua kali dan merupakan bukti konkrit dari kami BI dan Pemerintah Daerah,
baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, untuk mendukung investasi dan ekspor terutama dari Propinsi Sumatera Utara,” kata Destry.
Melalui flagship event ini, BI bersama Pemda memfasilitasi pertemuan antara pemilik proyek dengan calon investor, mempromosikan berbagai inovasi serta peluang investasi dan ekspor, serta melakukan debottlenecking permasalahan investasi.
Pada NSI tahun 2023 ini, telah dilakukan penandatanganan Letter of Intent (LoI) dengan sejumlah investor besar, antara
lain kerja sama antara KEK Sei Mangkei dengan PT Evyap Sabun Indonesia (HQ: Turki), PT Simedarby Oils Sei Mangkei Refinery (HQ:
Malaysia) dan PT Emery Oleochemical Indonesia (HQ: USA).
Tidak hanya untuk industri yang besar, pada event ini juga akan dilakukan kerja sama antara UMKM dengan perusahaan ritel.
“Usaha kami dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara selaras dengan Kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN tahun ini, yang bertemakan “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth,” kata Destry.
Tema ini bertujuan untuk menempatkan ASEAN sebagai pusat utama pertumbuhan ekonomi baik di tingkat regional maupun global. Keselarasan ini lebih lanjut terbukti melalui sinergi antara NSI Day dengan inisiatif capacity building ASEAN, yang bermanfaat dalam mendukung pelaksanaan Keketuaan ASEAN oleh Indonesia.
Destry menyebut sebagaimana kita ketahui, saat ini ketidakpastian perekonomian global kembali meningkat sejalan dengan melebarnya divergensi perekonomian AS dan Tiongkok, yang diiringi dengan berlanjutnya ketegangan geopolitik global.
Berdasarkan proyeksi dari IMF dan OECD per triwulan III tahun 2023 pertumbuhan ekonomi global akan mencapai 3 persen (yoy), lebih
kecil dari tahun 2022 yang tumbuh 3,4 persen
Destry menilai ketidakpastian global yang terjadi saat ini tidak dapat diprediksi dan bersifat anomali. Terdapat 5 kondisi global yang perlu mendapat perhatian yakni
(i) Ekonomi global akan terus melambat dan
tidak akan kembali ke level pre-covid. Fragmentasi akan semakin melebar.
(ii) Harga energi akan semakin naik, menyebabkan inflasi global akan terkerek naik juga. (iii) Fenomena term premia, dimana yield jangka Panjang akan naik.
Negara akan kesulitan membiayai fiskalnya.
(iv) Fenomena higher for longer yang belum dapat diprediksi kapan berakhir. Dampak dari higher for longer akan diperparah juga dengan kenaikan harga energi. (v) Dollar akan semakin kuat, sehingga capital inflow ke Indonesia akan relatif kering.
“Meskipun kondisi perekonomian global masih menunjukkan ketidakpastian yang tinggi, pemulihan ekonomi Indonesia optimis masih akan berlanjut.,” tegasnya.
Pada triwulan ketiga 2023, pertumbuhan ekonomi didukung oleh konsumsi pribadi, termasuk konsumsi generasi muda, khususnya di sektor jasa. kepercayaan konsumen yang tetap tinggi.
Survei Konsumen Bank Indonesia bulan
September 2023 juga tetap menunjukkan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat, tecermin dari Indeks
Keyakinan Konsumen pada zona optimis (>100) pada level 121,7.
“Pertumbuhan investasi optimis tetap terjaga, didorong oleh kelanjutan penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN),” jelasnya.
Salah satu upaya BI dalam mendorong/mempromosikan investasi
adalah dengan membentuk Investment Relations Unit (IRU) baik di dalam maupun luar negeri.
“Khusus terkait investasi yang sifatnya
regional, kami memiliki RIRU atau Regional Investment Relations Unit di 14 provinsi, salah satunya di Sumatera Utara ini,” katanya.
Destry mengapresiasi kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bersama
Kantor perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara yang telah mewujudkan terlaksananya NSI 2023 dengan baik.
Sinergi yang telah baik ini kami harapkan dapat semakin kuat dengan adanya dukungan
oleh Kementerian Investasi/BKPM dan PT Penjaminan Infrastruktur.
Dalam NSI Day, BI memberi peluang bagi project owner di Sumatera Utara dan berbagai daerah Sumatera lainnya untuk
mempresentasikan lebih luas mengenai potensi, prospek, dan keunggulan proyeknya kepada calon investor.
Destry berharap forum ini dapat menjadi ruang diskusi antara calon investor dengan para
project owner, termasuk kelompok usaha kecil dan menengah (UKM) melalui pembiayaan yang lebih inklusif dari investor potensial.
“Kami meyakini bahwa sinergi dan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan merupakan kunci utama dalam membuka
peluang kerja sama serta kemitraan untuk mendorong percepatan investasi di Provinsi Sumatera Utara yang kita cintai bersama,” ujar Destry.
Pj Gubsu Hassanudin dalam sambutannya mengatakan North Sumatra Invest (NSI) Day 2023 merupakan ajang promosi proyek investasi strategis di Sumatera Utara guna mendorong pemulihan ekonomi berkelanjutan.
“Kegiatan NSI juga bertujuan untuk mendukung pelaksanaan keketuaan Asean oleh Indonesia di tahun ini yang mengangkat tema “Asean Matters: Epicentrum of Growth,” ungkapnya.
NSI Day memberi peluang bagi project owner di Sumatera Utara untuk mempresentasikan secara lebih luas potensi, prospek, dan keunggulan proyeknya kepada calon investor dan/atau stakeholder terkait.
Pertemuan ini kata dia, merupakan komitmen bersama dalam mendorong dan memajukan sektor investasi guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih terakselerasi. Seperti diketahui bersama bahwa sektor investasi memiliki andil besar dalam pembentukan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada triwulan II tahun 2023 yang mencapai angka 5,19 persen (yoy) berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
“Dalam event ini, kami menawarkan berbagai proyek di sektor industri, seperti Sei Mangkei Special Economic Zone, Kuala Tanjung Industrial Estate, dan Medan Industrial Estate yang didukung dengan infrastruktur lengkap. Sehingga peluang berinvestasi di sektor industri pengolahan di Sumatera Utara ini sangatlah besar untuk dikembangkan,” ucap Hasanuddin.
Selanjutnya melihat minat investor asing yang tinggi lanjut dia, dalam sustainable investment, pihaknya memahami bahwa pengembangan industri yang lebih ramah lingkungan merupakan bisnis yang perlu terus didorong.
Di kawasan industri Medan, terdapat pengolahan limbah B3 milik Adhi Karya sehingga limbah yang dihasilkan oleh perusahaan di kawasan, dikelola terlebih dahulu agar dampak terhadap lingkungan dapat diminimalkan.
Begitu juga dengan Kawasan Ekonomi Khusus di Sei Mangkei, yang telah menerapkan energi surya dan energi biogas dalam memproduksi listrik, sehingga mengurangi penggunaan energi batubara yang tidak dapat diperbarui.
“Untuk mendorong masyarakat Medan, Binjai dan Deli Serdang untuk menggunakan transportasi umum untuk mengurangi kemacetan dan emisi kendaraan, kami juga memiliki proyek Bus Rapid Transit Medan, Binjai, dan Deli Serdang atau Mebidang,” ungkap Hasanuddin.
“Kami juga sangat terbuka jika ada potensi dan peluang investasi baru di luar yang akan kami sajikan,” katanya. (wie)