Sinabung 7 Kali Meletus Sepekan Terakhir Ini

  • Bagikan
Gunungapi Sinabung saat terjadi erupsi, Minggu (23/8) pagi hari, arah angin ke Utara dan Barat
Gunungapi Sinabung saat terjadi erupsi, Minggu (23/8) pagi hari, arah angin ke Utara dan Barat

TANAH KARO (Waspada): Dalam sepekan terakhir, Gunungapi Sinabung yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, mengalami letusan sebanyak 7 kali, 61 kali hembusan, luncuran awan panas dua kali, microtremor terus-menerus dan gempa hampir setiap hari.

Hal ini diketahui berdasarkan data aktifitas Gunungapi Sinabung yang diupdate dalam grup WhatsApp Sinabung oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Pengamat Gunungapi (PGa) Sinabung, sejak Senin (17/8) pukul 00.00 hingga Senin (24/8) sekitar pukul 12.14.

Data aktifitas Sinabung di grup WhatsApp ini juga terlihat, gempa low frekuensi sejumlah 210 kali, tektonik lokal berjumlah 10 kali, tektonik jauh sebanyak 12 kali, vulkanik dalam satu kali dan getaran banjir/lahar hujan terekam satu kali dengan amplitudo 120 mm, durasi 3809 detik.

Dari data ini diketahui pula reaktif letusan gunung api Sinabung yang tertinggi kolom abunya terjadi pada Rabu (19/8) pukul 18:18, teramati oleh PGa Sinabung sekitar 4.000 meter di atas puncak gunung atau sekitar 6.460 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal, condong ke arah timur dan Tenggara. Sementara terjadinya luncuran awan panas sejauah 1.000 meter dari puncak ke arah Tenggara.

Gunungapi Sinabung sedang mengalami hembusan material debu vulkanik, Senin (24/8) siang hari dan satu unit mobil water cannon milik Polis bersiap membersihkan debu vulkanik. Foto: Panitra Nedy
Gunungapi Sinabung sedang mengalami hembusan material debu vulkanik, Senin (24/8) siang hari dan satu unit mobil water cannon milik Polis bersiap membersihkan debu vulkanik. Foto: Panitra Nedy

Relawan Larsi Pelin Sembiring menyebutkan, paska terjadi erupsi/letusan Sinabung pekan lalu, membuat tanaman di lahan pertanian penduduk desa di lingkar Sinabung menjadi rusak. Kerusakan ini membuat ekonomi petani menjadi merosot.

Pasalnya, hasil penjualan tanaman yang diharapkan petani untuk bisa bertahan hidup bersama keluarganya, kini menjadi sirna.

Hampir semua petani lingkar Sinabung yang bercocok tanam menggunakan pinjaman modal, tetapi akibat kerusakan pertanian mereka, tentunya modal tidak dapat dikembalikan. Pemerintah harus membatu petani dalam hal bibit dan sarana produksi sesuai jenis tanaman mereka, untuk membangkitkan ekonomi dan semangat mereka dari dampak erupsi Sinabung jelasnya.

Plt. Kepala BPBD Karo Natanael Perangin-angin SH dikonfirmasi Waspada menyebutkan, untuk saat ini, tim penanggulangan bencana gunung api Sinabung belum ada rencana untuk mengevakuasi warga dari desa Kutarayat, Kuta Gugung, Gung Pintau dan desa-desa sekitar lingkar Sinabung karena belum ada rekomendasi dari Vulkanologi.

Namun tim setiap hari sudah melakukan halo-halo atau sosialisasi kepada warga sekitar agar tidak memasuki zona merah karena sewaktu-waktu bisa terjadi erupsi yang mengancam jiwa manusia, ujarnya.

Dansatgas tanggap darurat Gunungapi Sinabung Letkol Kav.Eko Yuli Hadianto S.Sos menyebutkan, penangan dampak erupsi Sinabung dalam dua hari ini, tim Satgas fokus terhadap pembersihan/normaliasi aliran sungai dari material batu dan kayu gelondongan yang menyumbat lobang sekat Sabo Dam, supaya jika terjadi hujan susulan, aliran air tetap lancar, singkatnya.

Pengamat Gunungapi (PGa) Sinabung Armen Putra yang dikonfirmasi Waspada melalui telepon selulernya, Senin (24/8) menyebutkan sejauh ini belum ada rencana untuk meningkatkan status Sinabung dari Siaga level (III) menjadi Awas level (IV) walaupun terjadi tremor terus menerus yang menghembuskan abu vulkanik.

Memang tahap evaluasi terhadap aktifitas Sinabung sedang dilakukan, namun jika setatus Sinabung akan dinaikan, tentunya ancaman harus lebih besar lagi, jelasnya. (Wsp )

Berikan Komentar
  • Bagikan