PANYABUNGAN (Berita): Pemkab Mandailing Natal bekerjasama dengan Balai Sentra Insyaf Kementerian Sosial berangkatkan lima bersaudara penderita katarak, tiga diantaranya buta warga Pidolidolok Ke. Panyabungan, Mandailing Natal.
Penderita gangguan penglihatan dirujuk ke RSUD Adam Malik untuk penanganan penyakit yang diderita para korban.
Pemkab Madina diwakili Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosP3A) bersama pelopor perdamaian, pendamping sosial SDM PKH melepas pemberangkatan lima bersaudara penderita gangguan penglihatan asal Pidolidolok, Senin (26/6) sore.
Sebelumnya, Bupati Madina HM Jafar Sukhairi Nasution sempat menjenguk para penderita gangguan penglihatan di rumahnya.
Saat bupati berkunjung, dia menyampaikan kepada keluarga tersebut akan memfasilitasi perobatan, dan juga membantu modal usaha.
Kepala Dinas Sosial P3A, Riswan Harahap, SH menyebutkan, penanganan penderita gangguan penglihatan merupakan kerjasama Pemkab Madina bersama Kementerian Sosial melalui Sentra Insyaf Medan.
“Atas arahan pimpinan, kita upayakan untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi penderita gangguan penglihatan ini, mudah-mudahan usaha kita bersama mendapat hasil terbaik,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Riswan Harahap, Pemkab Madina bersama Kementerian Sosial akan mendampingi untuk perbaikan kesejahteraan keluarga tersebut.
Dia menyampaikan, akan berupaya memberikan pelatihan kepada para penyandang disabilitas, rencananya untuk melatih skill agar mempunyai keahlian direncanakan akan melaksanakan pelatihan tersebut di Tebing Tinggi atau di Bandung.
Selain menjalani pengobatan secara gratis di RSUD Adam Malik, biaya pendamping keluarga selama berobat juga akan ditanggung Sentra Insyaf Medan.
Pada 2018 lalu, Pemkab Madina sudah pernah memfasilitasi pengobatan tiga bersaudara tersebut namun pengobatan tersebut belum berhasil.
Saat ini, lima bersaudara mengalami gangguan penglihatan setelah dua orang bungsu dalam keluarga tersebut juga mengalami gejala yang sama.
Keluarga prasejahtera pasangan Muksin Rangkuti dan Netti Herawati mengalami nasib sangat tragis. Lima dari tujuh bersaudara mengalami gangguan penglihatan, tiga diantaranya mengalami kebutaan.
Anak pertama, Ahmad Husein, memiliki penglihatan normal, anak kedua, Pangidoan Martua, mengalami gangguan penglihatan juling berat.
Anak nomor tiga, empat dan lima, Raihan, Marito dan Aldiansyah, mengalami kebutaan.
Anak nomor enam, Nuraini, mengalami gangguan penglihatan juling berat dan anak paling bungs, Nur Adeline, penglihatan normal. (irh)