Kualitas Air Tambak Penentu Bagi Kesehatan Udang

  • Bagikan
Mahasiswa FT Umuslim Bireuen, mengikuti pelatihan foto bersama (Berita Sore Rizal Jibro)
Mahasiswa FT Umuslim Bireuen, mengikuti pelatihan foto bersama (Berita Sore Rizal Jibro)

BIREUEN (Berita): Manajemen kualitas air merupakan faktor penentu keberhasilan usaha budidaya udang Vannamei, penting bagi pelaku usaha untuk memahami teknik pengelolaan kualitas air yang baik. 

Untuk itu, Program Studi Akuakultur Fakultas Pertanian Universitas Almuslim melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan manajemen kualitas air dan kesehatan udang vanamei melalui teknologi closed system pada Kelompok Laut Mina Budidaya. 

Acara tersebut turut dihadiri oleh Geuchik Gampong Lipah Rayeuk Hasan Basri dan perangkat Gampong serta Penyuluh Perikanan dan Dinas Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bireuen serta Akademisi dari Fakultas Pertanian Univeritas Almuslim.

Kegiatan pengabdian masyarakat sendiri merupakan salah satu pelaksanaan tridharma perguruan tinggi yang rutin dilaksanakan setiap semester oleh Program Studi Akuakultur Universitas Almuslim.
 
Pelaksanaan kali ini merupakan suatu prestasi bagi Program Studi Akuakultur karena mendapatkan kesempatan memenangkan hibah skema program kemitraan masyarakat tahun 2020 dari Ristek-BRIN” ujar Muliari, S.Kel, M.Si selaku Kaprodi Akuakultur,Selasa (29/07), kepada Berita.

Selanjutnya beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini diketuai oleh drh. Yusrizal Akmal, M.Si dengan anggotanya Rindhira Humairani, S.Pi., M.Si dan Mandasari, S.P., M.Si dan pelaksanaannya dibantu oleh dosen dan mahasiswa Prodi Akuakultur.

 Kegiatan ini tetap mengutamakan protokol kesehatan dengan membagikan masker dan menjaga jarak, karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19.
Pelatihan yang berlangsung selama dua hari tersebut mendapat antusiasme yang tinggi dari masyarakat Gampong Lipah Rayeuk dan sekitarnya.

 Kegiatan pelatihan dibagi kedalam dua tahapan, yaitu penyampaian materi oleh narasumber dari dinas kelautan dan perikanan serta dari PT. Intraco Agroindustry. 

Narasumber menyampaikan bahwa “Penerapan teknologi closed system untuk menjaga kualitas air sangat penting dalam menunjang kesuksesan budidaya vannamei terutama untuk mencegah kegagalan panen saat umur udang masih dibawah 80 hari. 

Sebagaimana diketahui,  teknologi closed system adalah proses budidaya udang dengan tidak menggunakan air dari luar tambak secara langsung kedalam kolam budidaya namun dialirkan terlebih dahulu ke kolam tandon untuk disterilkan.

Tujuannya, agar kualitas air terjaga dari perubahan parameter yang ekstrim sehingga stress pada udang dapat  dihindari. Selain itu, agar air  yang dimasukkan dalam kolam terbebas dari berbagai hama dan penyakit yang dapat menurunkan produksi udang” jelas Akmatul Habibi, S.Pi yang saat ini menjabat supervisor produksi PT. Intraco Agroindustry. 

Narasumber lainnya Nora Adlya, SKH dari Posikandu juga menyampaikan pentingnya meningkatkan biosekuiriti seperti pemasangan pagar jaring sekitar tambak, membatasi jumlah orang yang keluar masuk area tambak.

Menyediakan air bersih untuk sterilisasi, serta mengenalkan berbagai jenis penyakit yang sering menyerang udang vannamei. Antusiasme peserta terlihat dari munculnya berbagai pertanyaan peserta yang salah satunya menanyakan bagaimana agar ikan gurame yang telah lama dipeliharanya bertelur. 

Pertanyaan ini mengundang tawa dari peserta lainnya namun cukup mencairkan suasana.  Setelah sesi diskusi, peserta pelatihan dibawa langsung ke lokasi tambak untuk belajar praktek fermentasi dedak.

Serta aplikasi bungkil kacang kedelai yang salah satu fungsinya adalah untuk merangsang pertumbuhan bakteri pengurai yang dapat menurunkan kadar ammonia dalam air.

Harapannya, seluruh peserta yang hadir terutama dari kalangan pembudidaya udang vannamei setelah mengikuti rangkaian kegiatan tersebut memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengaplikasikan Standar Operional Prosedur manajemen kualitas air.

 Ditambaknya agar selalu berada dalam kondisi optimum, juga menjaga kesehatan udang sehingga produksinya meningkat dan sesuai dengan standar untuk ekspor, sebut Nora Adlya (Rizal Jibro).

Berikan Komentar
  • Bagikan