MADINA (Berita): Seusai salat Jumat (24/3), forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Madina membahas soal plasma melibatkan PT RPR dan warga Desa Singkuang 1, Kec. Muara Batang Gadis, Kab. Mandailing Natal.
Sedangkan massa berbuka puasa diguyur hujan lebat awal Ramadan di lokasi aksi.
Forkopimda kabupaten/kota diketuai bupati/wali kota, dengan anggota terdiri dari pimpinan DPRD, pimpinan kepolisian (Kapolres), pimpinan kejaksaan (Kajari) dan pimpinan satuan teritorial TNI (Dandim) di daerah.
“Pertemuan Forkpimda dilaksanakan seusai salat Jumat pukul 14.00 di kantor bupati. Insya Allah, saya menghadiri,” ujar Ketua Koperasi Hasil Sawit Bersama (HSB) Sapihuddin, SPd.I, yang juga akrab disapa pak ustadz dihubungi melalui sambungan telepon seluler.
Tentu saja, para pimpinan di Madina bukan orang sembarangan, diharap kebijakan pertemuan permasalahan berlarut-larut ini bisa dituntaskan secara arif dan bijaksana.
Apa diharap dari pertemuan ini ? Sapihuddin berkali-kali mengatakan, sesuai tuntutan masyarakat dapat terealisasi plasma sesuai ketentuan, merealisasikan plasma 20 persen dari HGU PT RPR. Perusahaan, lanjut dia, mengelola 3.741 ha lahan HGU sejak 2005
Ketika dijumpai seusai salat zuhur di Masjid Agung Nur Ala Nur Panyabungan, Staf Khusus Bupati Madina Bidang Perekonomian Irwan H Daulay berharap, juga harapan banyak orang, pertemuan Forkopimda dapat menyelesaikan persoalan ini.
Diguyur hujan lebat
Hari keempat aksi massa di areal perkebunan, diguyur hujan lebat saat massa berbuka puasa awal Ramadan di lokasi aksi.
Massa berbuka puasa di bawah tenda berdesakan saat hujan deras. Dalam suasana seperti itu, massa tetap bersemangat memperjuangkan hak.
Mereka berbuka puasa, meminum minuman dan memakan makanan dari partisipasi masyarakat yang secara tulus mendukung aksi masyarakat Singkuang 1.
“Kami sampaikan dukungan moral dan material kepada masyarakat yang sangat respek terhadap penderitaan warga.
Kami mohon dukungan dan doa,” ujar Ketua Koperasi Hasil Sawit Bersama (HSB) Sapihuddin, SPd.I. (irh)
