SINGKIL (Berita): Setelah dua pekan terakhir belajar tatap muka tingkat SMP dan SMA dilaksanakan, namun pasca munculnya kasus positif Virus Covid-19 belajar mengajar di Aceh Singkil kembali dihentikan.
“Pasca sesaat diterapkan new normal dan dilaksanakan rancangan sekolah tatap muka tingkat SMP. Namun sekolah kembali diliburkan, akibat situasi pandemi sebagaimana info yang beredar, harap dimaklumi juga,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Aceh Singkil Khalilullah melalui Kabid Pendidikan Dasar dan Menengah Murmo, dikonfirmasi wartawan, Senin (24/8).
Namun saat ini Disdikbud Kabupaten Aceh Singkil sedang mengupayakan untuk pembenahan, agar proses belajar tatap muka bisa kembali dilaksanakan, pasca menyebarnya kasus Covid-19 di Aceh Singkil.
Dalam waktu dekat ini katanya Dinas Pendidikan akan menggelar rapat untuk membahas pemberlakukan sekolah tatap muka.”Rabu (26/8) besok Disdikbud akan menggelar rapat untuk membahas kembali agar dilaksanakan belajar tatap muka,” ucap Murmo.
Bagaimana nanti mekanismenya seperti apa, akan dibahas bersama dalam rapat, sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, untuk pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD) akan dilkaksanakan pada September mendatang.
Akibat kondisi kasus Covid-19 saat ini, pihaknya juga mengaku kerap mendapat keluhan sejumlah wali murid yang mempertanyakan anak-anak kapan kembali sekolah.
Kenapa diliburkan kembali, karena orang tua kebanyakan terhalang mencari nafkah akibat mendampingi anaknya saat belajar dalam jaringan (Daring) atau belajar secara online.
Sebab belajar secara Daring yang mempunyai kewenangan adalah orang tua pendamping, sedangkan guru-guru sekolah hanya memberikan materi. Sehingga jika anak-anak tidak paham, maka orang tua yang menjadi sasaran pertanyaan. “Kalau disekolah tentu guru yang ditanya,” ucap Murmo.
Diakuinya, belajar Daring sudah jelas tidak maksimal untuk anak-anak sekolah, meski lengkap fasilitas. Bahkan 97 persen Daring itu tidak efektif, butuh penyesuaian lama.
“Seyogyanya anak-anak itu belajar diawasi oleh guru sekolah, sambil menasehati, jadi ada nilai karakter, tidak serta merta orang tua terbebani,” ujarnya.
Bayangkan saja, sudah berbulan-bulan orang tua terbebani untuk mendampingi anak belajar Daring di rumah, dan tentunya bagi orang tua yang emosinya tinggi akan berpengaruh untuk karakter psikologis anak bila tidak diimbangi dengan guru sekolah.
Jadi pada intinya mengingat situasi saat ini, bukan lagi menuntaskan kurikulum dan kualitas pendidikan anak, namun upaya pembelajaran harus terus diupayakan untuk regenerasi.
Begitupun katanya, memasuki September katanya Dinas Pendidikan akan mengupayakan untuk kembali belajar tatap muka.
Namun skemanya tetap menjalankan protokol kesehatan, yang mudah-mudahan berjalan lancar terus ke depannya, ucap Murmo. (wsp)